Bagikan:

Bentrok Deiyai, Polisi Papua Harus Evaluasi Personelnya

Kepolisian Papua menurunkan tim investigasi, pasca bentrok aparat keamanan dengan warga setempat di Lapangan sepak bola Waghete, Distrik Tigi Kabupaten Deiyai yang terjadi Senin (23/9).

NUSANTARA

Rabu, 25 Sep 2013 19:26 WIB

Bentrok Deiyai, Polisi Papua Harus Evaluasi Personelnya

bentrok, deiyai, papua

KBR68H, Jayapura - Kepolisian Papua menurunkan tim investigasi, pasca bentrok aparat keamanan dengan warga setempat di Lapangan sepak bola Waghete, Distrik Tigi Kabupaten Deiyai yang terjadi Senin (23/9). 


Juru bicara Polda Papua, Sulistyo Pudjo Hartono menuturkan tim investigasi dipimpin langsung oleh Irwasda Polda Papua, Gde Sugianyar. Rencananya tim tersebut akan mencari akar persoalan  terjadinya bentrokan.


“Pasca bentrokan, kami telah mengumpulkan tokoh agama, masyarakat serta  keluarga korban, untuk mencari jalan keluarnya. Pasca bentrokan, kami juga telah mengamankan 2 orang yang diduga provakator, hingga mengakibatkan bentrokan antarwarga dan aparat keamanan,” katanya 


Sementara itu, DPR Papua juga telah membentuk tim investigasi pengusutan kasus bentrokan di Deiyai. Ketua Komisi pemerintahan, hukum dan HAM, Ruben Magay menuturkan dalam waktu dekat pihaknya akan mengunjungi Deiyai, untuk mencari tahu penyebab bentrokan. 


“Sehari pasca bentrokan, pemuda dan mahasiswa Deiyai yang sedang melakukan studi di Jayapura, meminta  kami untuk mengusut tuntas kasus ini,” jelasnya di Jayapura, Rabu (25/9). 


Direktur Baptis Voice, Matius Murib menuturkan aparat kepolisian harus mengevaluasi personelnya terkait bentrokan tersebut, hingga mengakibatkan korban tewas warga sipil.


“Klaim polisi yang menyebutkan pemicu bentrokan disaat aparat keamanan sedang melakukan penyuluhan untuk membasmi penyakit masyarakat. Harusnya mendapatkan respon positif warga setempat. Namun ini ada apa, hingga mengakibatkan tidak ada dukungan dari warga. Berarti ini kan ada dugaan kegiatan tersebut dilakukan secara sepihak, sehingga tidak didukung masyarakat,” jelasnya.


Matius menambahkn. polisi juga harus memahami kondisi riil masyarakat di Deiyai, sebab warga di sana pemahaman dan respon mereka berbeda dengan warga di tempat lain. 


“Jika dalam penyuluhan kepada warga, ada perlawanan, seharusnya polisi jangan terlalu cepat menembak warga. Apalagi saat itu yang dihadapi polisi adalah warga sipil, bukan kelompok bersenjata yang ada di hutan sana. Kami berharap bentrok ini tidak meluas,” ujarnya.


Pihaknya mengklaim harus ada tim investigasi independent dalam rangka mengusut tuntas kasus ini. Penyelesaian kasus juga diharapkan objektif dan apa adanya, tidak boleh sepihak. 


Sebelumnya, bentrokan Deiyai terjadi disaat polisi dan TNI melakukan penyuluhan tentang penyakit masyarakat, di antaranya judi dan miras. Namun dalam penyuluhan ini, warga setempat tak terima hingga mengakibatkan bentrokan dan korban jiwa. 


Editor: Antonius Eko



Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending