Bagikan:

Begini Nasib Lahan Padi di Musim Kemarau

Akibat musim kemarau, ratusan hektar sawah di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, terancam gagal panen,.

NUSANTARA

Selasa, 10 Sep 2013 14:57 WIB

Author

Suara Gratia

Begini Nasib Lahan Padi di Musim Kemarau

Musim Kemarau, Lahan Padi, Cirebon

KBR68H, Cirebon – Akibat musim kemarau, ratusan hektar sawah di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, terancam gagal panen,.

Dinas Pertanian Perkebunan Peternakan dan Kehutanan (Distanbunnakhut) Kabupaten Cirebon mewaspadai ancaman puso sekitar 500 hektar tanaman padi menyusul kekeringan yang melanda saat kemarau ini.

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Cirebon, Ali Efendi menyebutkan, ke-500 hektar lahan yang terancam puso tersebut terutama berada di bagian timur Kabupaten Cirebon, seperti Losari, Pangenan, dan lainnya. Tanaman yang terancam puso merupakan padi yang ditanam petani saat kemarau basah sekarang ini.

“Sekarang sedang berlangsung kemarau basah, airnya ada sehingga petani melakukan tanam. Meski kemarau dan kekeringan, ancaman puso belum ada sejauh ini,” jelas Ali Efendi. Namun ia mengaku, potensi tanda-tanda akan terjadinya puso sudah ada sehingga patut diwaspadai. Pihaknya sendiri telah mendistribusikan pompa untuk sumur pantek maupun traktor sebagai upaya pengamanan terhadap lahan yang terancam puso.

Ancaman itu diharapkan tak terjadi apabila hujan mulai turun Oktober nanti. Sementara itu, suhu udara tinggi terus melanda wilayah Cirebon, terutama Kota Cirebon dan Kabupaten Cirebon.

“Saat ini tengah berlangsung musim kemarau yang panas,” terang Forecaster Cuaca pada Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Cirebon Stasiun Jatiwangi, Kabupaten Majalengka, Ahmad Faa Iziyn.

Suhu udara di wilayah Cirebon saat ini mencapai sekitar 34–35 derajat celcius dan membuat masyarakat harus merasakan panas menyengat. Keadaan itu juga dipengaruhi posisi matahari yang tepat berada di atas ekuator (Indonesia).

Dia menyebutkan, sesungguhnya kemarau di wilayah Cirebon sudah terjadi sejak Juni lalu. Namun, akibat adanya anomali suhu muka laut, musim kemarau kerap diiringi hujan berintensitas cukup tinggi.

Dia melanjutkan, pertengahan Agustus barulah hujan mulai tak turun. Musim kemarau yang panas diprediksi akan berlangsung sepanjang September hingga pertengahan Oktober. Pada pertengahan Oktober inilah mulai memasuki musim pancaroba atau peralihan dari musim kemarau ke musim penghujan.

Terkait musim kemarau, pihaknya meminta kalangan petani mewaspadai ancaman kekeringan. Begitu juga bagi masyarakat umum, yang harus mewaspadai ancaman dehidrasi pada tubuh maupun debu yang beterbangan di udara yang dapat berdampak pada pernapasan.(Frans C. Mokalu)

Sumber: Suara Gratia
Editor: Anto Sidharta

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending