KBR68H, Jakarta - Seorang petani meninggal akibat sweeping yang dilakukan 150-an aparat terhadap petani di Indramayu Jawa Barat, Kamis (12/9). Sedangkan lima petani lain kini dirawat di Rumah Sakit Sentot Indramayu.
Pendamping Serikat Tani Indramayu dari Konsorsium Pembaruan Agraria Agus Suprayitno mengatakan, hingga Jumat (13/9) pagi, empat mobil aparat masih terparkir di ujung Desa Gantar Indramayu.
"Untuk korban yang meninggal satu orang dari Desa Sekar Selamet. Basis kita di situ. Siangnya disweeping, malamnya meninggal, padahal dia tidak punya penyakit apa pun, tidak dalam kondisi sakit pada waktu itu. Kemudian korban yang dirawat di rumah sakit lima orang karena masih stress atas kejadian itu. Kemudian dua gubuk dirusak oleh pasukan itu yang melakukan sweeping, dan dalam satu gubuk yang dirusak itu terdapat kehilangan 4 juta uang dan 10 gram emas," terang Agus kepada KBR68H.
Agus Suprayitno menambahkan, hingga kini kebanyakan petani memilih tidak ke sawah. Mereka berjaga mengawasi aparat yang dikhawatirkan akan kembali melakukan sweeping.
Hingga saat ini aparat desa terus meminta petani keluar dari Serikat. Agustus lalu, para petani protes kepada Pemerintah Kabupaten Indramayu terkait rencana pembangunan waduk Bubur Gadung. Sebab pembangunan waduk tersebut menggusur tanah pertanian mereka. Para petani sempat terlibat bentrok dengan pihak Kepolisian dalam salah satu aksi protes.
Editor: Antonius Eko