Bagikan:

Alasan Perajin Tahu-Tempe Berjualan Kembali

Setelah melakukan aksi massal mogok berjualan, dan mendatangani gedung DPRD Kota Cirebon, Jawa Barat, para pedagang tahu tempe di Kota Cirebon sepakat kembali berjualan hari ini, Kamis (12/9).

NUSANTARA

Kamis, 12 Sep 2013 13:19 WIB

Author

Suara Gratia

Alasan Perajin Tahu-Tempe Berjualan Kembali

Perajin Tahu-Tempe, Berjualan Kembali, Cirebon

KBR68H, Cirebon – Setelah melakukan aksi massal mogok berjualan, dan mendatangani gedung DPRD Kota Cirebon, Jawa Barat, para pedagang tahu tempe di Kota Cirebon sepakat kembali berjualan hari ini, Kamis (12/9).

Meski melakukan mogok berjualan, para pedagang tahu tempe mengaku merugi. Salah satu pedagang tempe di Pasar Kanoman Kota Cirebon Harjoyo mengatakan, selama menghentikan dagangannya ia tidak dapat pemasukan untuk menghidupi keluarganya. “Makanya mulai hari ini saya mau jualan lagi. Kalau terus berhenti berjualan, anak istri saya makan apa,” ungkapnya.

Salah satu perajin tempe di Pasar Harjamukti Kota Cirebon Kasda’i mengungkapkan hal yang sama. Namun, aksi mogok yang dilakukannya adalah bentuk solidaritas dan agar aspirasinya didengar oleh pemerintah. Ia menjelaskan, beberapa waktu terakhir sebelum mogok missal, harga kedelai impor mencapai kisaran Rp 10.000 per kg dari sebelumnya Rp 7.700 per kg. Akibatnya, tahu tempe yang dijual di pasaran pun dinaikkan menjadi rata-rata Rp 5.000 dari sebelumnya Rp 4.000. “Sejak harga tempe mulai naik, banyak konsumen yang mengeluh,” ungkap Kasda’i.

Perajin tempe lainnya di Pasar Drajat Kota Cirebon, Abdul Wahid mengatakan, setelah aksi mogok missal, harga kedelai kini telah turun di kisaran Rp 9.400 per kg hingga Rp 9.500 per kg. Menurut dia, kebutuhan kedelai di Kota Cirebon dan Kabupaten Cirebon sekitar 32 ton per hari. Meski merugikan, para perajin dan pedagang tempe tetap melanjutkan aksi mogok di hari terakhirnya, kemarin.

Mereka kembali menyisir sejumlah pasar di Kota Cirebon dan Kabupaten Cirebon, memeriksa satu per satu lapak di pasar untuk memastikan tidak ada yang berjualan tahu tempe. Aksi dimulai sekitar pukul 06.00 WIB dengan mendatangi Pasar Perumnas, Kota Cirebon, dan berlanjut ke Pasar Kanoman,  Harjamukti, Sumber Kabupaten Cirebon, Plered Kabupaten Cirebon, dan berakhir di Pasar Kramat Kota Cirebon. Mereka selanjutnya mendatangi gedung DPRD Kota Cirebon untuk menyampaikan aspirasinya. Dalam kesempatan itu, para pedagang pun berharap dibentuknya koperasi karena selama ini mereka membeli kedelai dari toko.

Sementara, Ketua DPRD Kota Cirebon, Yuliarso meminta para pedagang berjualan kembali. “Kalau harga kedelai masih mahal, silakan harganya dinaikkan atau ukuran tahu tempenya diperkecil. Solusi sementara itu saja dulu,” jelas Yuliarso. Pihaknya sendiri berjanji akan menindaklanjuti pembentukan koperasi.

Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UKM Kota Cirebon, Eddy Tohidi dalam kesempatan itu menyatakan akan berkoordinasi dengan Bulog terkait mahalnya harga kedelai. “Kalaupun tidak ada Operasi Pasar, pemerintah pusat bisa memberikan subsidi untuk kedelai. Subsidi ini pernah dilakukan tahun lalu atas kedelai dengan besaran Rp 2.000 per kg,” ungkap Eddy. (Frans C. Mokalu)

Sumber: Suara Gratia
Editor: Anto Sidharta

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending