KBR, Jakarta - Polda Sumatera Utara menyebut pelaku bom bunuh diri di Gereja Katolik Stasi Santo Yosef, Medan, disuruh pihak lain. Hanya saja, kata Juru Bicara Polda Sumatera Utara, MP Nainggolan, pelaku belum mau mengaku siapa pihak yang menyuruhnya itu.
“Menurut pengakuan pelaku ini disuruh orang. Tapi belum dia sampaikan siapa yang menyuruhnya,” jelas MP Nainggolan kepada KBR, Minggu (28/8).
Dia juga menambahkan, pelaku yang melakukan aksi tersebut hanya satu orang. “Yang di TKP satu orang, sendiri dia,” pungkasnya.
Berdasarkan data yang diterima kepolisian pelaku berasal dari Medan. “Pelakunya menurut KTP yang kita temukan di lapangan. Orang Medan ini.”
Baca juga:
Teror Bom di Medan, Kepolisian Buru Penyuruh Pelaku
Hingga kini, pihak aparat belum dapat memastikan apakah rencana pengeboman ini ada hubungannya dengan teror dari kelompok radikal. MP Nainggolan mengatakan, proses pemeriksaan intensif masih dilakukan di Polresta Medan.
“Sampai sekarang belum kami temukan sampai ke sana. Sedang dilakukan pemeriksaan intensif, gabungan antara Polres dan Polda. Tapi tempat pemeriksaannya di Polresta Medan,” sebut Nainggolan.
Kendati tidak ada ledakan yang terjadi, polisi menyebut bom yang dibawa pelaku merupakan bom rakitan dengan daya ledak rendah. “Bom nya itu rakitan sendiri, berdaya ledak rendah,” ujar Nainggolan.
Sementara itu kondisi di gereja sudah kondusif dan ada beberapa petugas yang berjaga di tempat. “Gereja sudah diamankan, sudah di-police line. Masih ada di sana juga, dijaga.”
Editor: Quinawaty
Catatan: Sesuai rekomendasi Dewan Pers, berita ini telah dikoreksi pada Jumat, 22 Desember 2023 dengan memperhatikan kewajiban perlindungan terhadap anak.