Bagikan:

Panen Raya, Harga Gabah di Banyumas Anjlok

Harga gabah anjlok menjadi Rp3.800 per kilogram dari sebelumnya yang mencapai Rp4.500 per kilogram

BERITA | NUSANTARA

Selasa, 09 Agus 2016 09:47 WIB

Panen Raya, Harga Gabah di Banyumas Anjlok

Petani keringkan gabah. Foto: Antara


KBR, Banyumas – Harga gabah kering giling (GKG) di Kabupaten Banyumas Jawa Tengah turun drastis menyusul panen raya di Banyumas dan Cilacap pada Juli dan awal Agustus ini.


Ketua Kelompok Tani Ngudi Mulyo Lumbir, Fahrur Rozi mengatakan, sepekan terakhir, harga gabah anjlok menjadi Rp3.800 per kilogram dari sebelumnya yang mencapai Rp4.500 per kilogram. Dia menduga, tengkulak mempermainkan harga. Untuk itu ia meminta agar pemerintah turun tangan agar harga gabah kembali normal.

Fahrur menjelaskan, harga gabah yang pantas setidaknya sebesar Rp4.200 per kilogram agar petani tidak merugi. Hitungan tersebut merupakan modal yang dikeluarkan petani saat menanam, perawatan hingga pasca panen.

"Jadi kalau harapan petani, kalau kemarin (penanaman dan perawatan) habis sekian, setidakanya harga sekarang ya Rp 4200 per kilogram. Itu kan agak mendingan. Karena untuk membeli pupuk saja kan susah. Harapan kami besar kepada pemerintah untuk program yang  memberi solusi atau pun kebijakan membantu petani. Karena, kita susah, seperti tidak ada yang mengurus. Jadi semaunya (tengkulak) harganya, seperti dibanting-banting lah istilahnya," jelasnya.

Fahrur Rozi menambahkan hampir seluruh biaya untuk pertanian meningkat. Di antaranya harga benih, pupuk, biaya tenaga kerja penanaman, perawatan dan panen.

Sementara itu, pengusaha penggilingan padi, Suyanto mengatakan penurunan harga gabah dipengaruhi sulitnya memasarkan beras di pasaran. Sebab, saat ini suplai sedang tinggi-tingginya karena panen raya yang berbarengan. Antara lain panen di Banyumas, Cilacap, Purbalingga dan Ciamis.

Selain itu, sudah sebulan lebih Badan Urusan Logistik setempat menghentikan serapan beras dan gabah untuk persediaan gudang. Akibatnya, banyak gabah di gudang milik pedagang yang belum tersalur.

Baca juga:

Editor: Sasmito

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending