KBR, Banyuwangi - Sebanyak 200 Sekolah Dasar Negeri di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, terpaksa ditutup dan digabung dengan sekolah lain pada tahun ajaran 2016/2017 lantaran kekurangan murid. Jumlah SD di Banyuwangi saat ini mencapai 1000 sekolah.
Kepala Dinas Pendidikan Banyuwangi, Sulihtiono mengatakan, jumlah murid kelas satu dan dua pada tahun ajaran lalu hanya sekitar 10 hingga 15 pelajar per kelas. Untuk mengefektifkan pengelolaan pendidikan di Banyuwangi, pemerintah setempat menutup dan menggabungkan ratusan SD itu ke SD terdekat.
Kata dia, kekurangan siswa SD hampir terjadi setiap tahun. Hal ini disebabkan beberapa faktor, seperti masih rendahnya kemauan orangtua menyekolahkan anaknya.
“Penggabungan itu, saat ini dilaksanakan di tingkat SD, kalau untuk yang SMP rata- rata dalam satu sekolah masih memenuhi syarat walaupun pagu dalam arti ajaran per kelas itu kurang. Tapi dari sisi jumlah tetap memenuhi syarat, kecuali kalau SD muridnya kelas 1 sampai 6 muridnya cuma 15 itu perlu dipertimbangkan untuk kedepanya digabung,” kata Sulihtiono (1/8/2016).
Kepala Dinas Pendidikan Banyuwangi, Sulihtiono menambahkan, sebagian besar guru SD yang ditutup dimutasi ke SD lain. Sedangkan untuk gedung sekolah yang ditutup akan difungsikan untuk kepentingan lainya.
Untuk tahun ini, pengabungan sekolah terjadi di jenjang sekolah dasar saja. Sedangkan untuk tingkat SLTP dan SLTA tidak ada.
Sebab meski banyak sekolah yang tidak memenuhi pagu yang ditetapkan Dinas Pendidikan pada saat penerimaan siswa baru tahun ajaran 2016/2017 kemarin, namun jumlah siswa di setiap kelas masih memenuhi syarat untuk menyelenggarakan proses belajar mengajar.
Akan tetapi, kata Sulihtiono, setiap tahunnya seluruh sekolah akan terus dipantau perkembanganya. Jika jumlah murid di sekolah setiap tahunnya terus merosot, tidak menutup kemungkinan sekolah yang bersangkutan akan digabung.
Editor: Quinawaty