Bagikan:

Rupiah Melemah, PT PIM Rugi Rp 50 Miliar per Bulan

Hal ini dikarenakan bahan baku gas alam cair yang digunakan PIM dibeli berdasarkan nilai mata uang asing Amerika Serikat.

BERITA | NUSANTARA

Rabu, 26 Agus 2015 19:52 WIB

Rupiah Melemah, PT PIM Rugi Rp 50 Miliar per Bulan

Dirut PT Pupuk Iskandar Muda (PIM), Eko Sunarko. Foto: KBR/Erwin Jalaludin

KBR, Lhokseumawe– PT Pupuk Iskandar Muda (PIM) mengaku rugi hingga Rp 50 Miliar per bulan akibat melemahnya kurs rupiah terhadap dollar AS. Kondisi itu menyebabkan proyek vital (provit) PT PIM harus melakukan pinjaman kepada perbankan untuk operasional setiab bulannya. Direktur Utama PT PIM, Eko Sunarko membenarkan, anjloknya kurs rupiah hingga Rp 14.000 per dollar secara langsung menguras biaya produski pupuk bersubsidi. Hal ini dikarenakan bahan baku gas alam cair yang digunakan PIM dibeli dengan nilai dollar.

Kita bayar gas itukan pakai dolar, kemudian kita jual itukan (pupuk-red) dalam bentuk rupiah. Kalau kursnya naik terus, kita terimanya tadi cukup untuk bayar gas, kemudian bayarnya pakai dolar. Maka, Kita untuk bayar gas harus pakai banyak uang rupiah lagi, ” kata Eko menjawab portalkbr, Rabu (26/8/2015).

Menurut dia, membengkaknya biaya produksi pupuk tersebut dinyatakan dapat mengancam kelansungan perusahaan. Sehingga, Pemerintah diminta untuk segera mengeluarkan kebijakan baru, guna mengatasi krisis keuangan yang dialami PT PIM. Terlebih PIM sudah diberikan mandat oleh Kementrian Pertanian terkait subsidi pupuk bagi masyarakat tani dikawasan Sumatera Bagian Utara (Sumbagut), meliputi Provinsi Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau dan Kepulauan Riau. Sementara harga pembelian bahan baku gas mencapai $10 per Matrix Million British Thermal Unit (MMBTU). 

”Kita beli gas itu harganya pakai dolar Amerika. Jadi, kalau rupiah melemah seperti sekarang pasti menguras biaya. Dan, kalau memang PIM terhenti otomatis petani tak bisa turun ke sawah, gak ada pupuk, ” paparnya. 

"Harga Eceran Tertinggi (HET) pupuk bersubsidi seharga Rp 1.800 per kilo harus ditinjau ulang oleh Pemerintah" tutupnya. 

Editor: Malika

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending