KBR, Jakarta - Ketua Komunitas Ciliwung Merdeka Sandyawan Sumardi menyebut Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama tak paham konsep kampung susun berbasis komunitas, yang disodorkan warga. Menurut dia, Kampung Pulo sudah diduduki warga sejak tahun 1930an. Bahkan, salah satu penelitian menunjukan Kampung Pulo bisa menjadi salah satu situs keanekaragaman budaya. Karena itu menurutnya, penggusuran tak perlu dilakukan.
"Ahok ini tak terlalu paham soal partisipatif. Mulai dari mendata ulang warga, tanah dan membangun bersama warga. Mas Aryo dari Harvard dalam tesisnya menyebutkan ada akar budaya yang kuat sekali disini. Makanya kami menyarankan keanekaragaman hayati," jelasnya kepada KBR.
Kemarin, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menggusur pemukiman padat di Kampung Pulo, Jakarta Timur. Proses penggusuran tersebut dipimpin langsung oleh Wali Kota Jakarta Timur Bambang Musyawardhana. Dalam proses penggusuran tersebut, terjadi bentrokan. 12 orang luka-luka akibat kejadian itu.
Pemprov DKI bersikukuh menggusur warga dari Kampung Pulo, Jaktim. Tindakan itu dilakukan agar Jakarta bebas dari banjir. Sebab menurut mereka, Warga membangun di atas lahan negara di bantaran Kali Ciliwung. Diperkirakan ada sekitar 519 KK yang akan digusur.
Editor : Sasmito Madrim