KBR, Nganjuk – Musim kemarau, Tujuh waduk yang ada di Nganjuk, Jawa Timur, mengering. Penurunan debit air secara drastis yang terjadi sejak dua bulan terakhir, mengakibatkan saluran irigasi untuk ribuan hektar lahan pertanian di Nganjuk kekurangan pasokan air.
Kepala Dinas Pengairan kabupaten Nganjuk, Hudoyo, mengatakan, dari sekitar sepuluh waduk yang ada di Nganjuk, tujuh diantaranya kini dalam keadaan kering kerontang. Akibatnya, usai musim panen sekitar 1600an hektar lahan petani mangkrak dan tak di dapat garap oleh petani karena tidak ada air yang mengalir.
“Dampak dari kekeringan waduk dari data yang terakhir kami lakukan ada sekitar 1590an hektar lahan sawah tapi dari kondisi yang kering itu posisi tanaman padi sekarang sudah tua dan sampai saat ini di Kabupaten Nganjuk sudah panen sekitar 80 an persen," kata Hudoyo, Senin (10/8/15).
Kepala Dinas Pengairan Nganjuk, Hudoyo, menjelaskan saat ini masih akan berkoordinasi dengan Dinas Pengairan Provinisi Jawa Timur untuk mengalirkan air Sungai Widas dan sungai Brantas ke sejumlah sungai kecil yang mengalir ke persawahan warga. Selain itu, Pemerintah juga akan melakukan normalisasi waduk, guna pemanfaatan waduk mengantisipasi kekeringan agar tidak menjadi bencana tahunan.
Tujuh waduk yang mengering itu adalah waduk Kedungsengon, Sumberagung, Sumberkepuh dan Waduk Sumbersono di Kecamatan Gondang, waduk Bening di Kecamatan Wilangan, waduk Ngomben Kecamatan Rejoso dan Lohgawe Kecamatan Lengkong serta waduk Perning kecamatan Jatikalen.
Sedangkan,
tiga waduk yang masih memiliki stok air yaitu waduk Manggarejo dan Sumbersuko di
Kecamatan Bagor dan Sumbersono di Kecamatan Lengkong. Namun, debit air di waduk
tersebut sudah mulai menyusut dan terancam habis. Diperkirakan, kekeringan waduk akan terus terjadi hingga
tiga bulan kedepan atau awal musim hujan.
Editor: Rony Sitanggang