KBR, Jombang– Ratusan hektar tanaman padi di Jombang, Jawa Timur dipastikan gagal panen atau puso. Hal itu lantaran petani nekat menanam padi saat memasuki kemarau panjang. Musim kemarau di Jombang sudah berlangsung sejak pertengahan bulan April lalu.
Kepala Dinas Pertanian, Hadi Purwantoro, mengatakan, rata-rata tanaman padi berumur satu setengah bulan mati setelah sawah tak mendapat pasokan air. Saluran irigasi mengering sejak satu bulan terakhir. Hadi mengaku pihaknya sudah menghimbau petani untuk menaati sistem pola tanam berdasarkan prediksi Badan Meteorologi, Klematologi dan Geofisika (BMKG).
“Memang sudah kami imbau sejak awal bahwa daerah-daerah yang tadah hujan ini itu diimbau supaya tidak menamam padi tapi karena petani melihat pengalaman yang terjadi tahun lalu sama dua tahun yang lalu ada hujan di musim kemarau dan pada waktu itu kan menanam padi berhasil sehingga sekarang diulangi lagi ternyata sejak bulan April sampai saat ini relatif tidak terjadi hujan, ini mengakibatkan kekurangan air sehingga terjadi kekeringan”, kata Hadi Purwantoro, Jumat (14/8/2015).
Hadi menambahkan sebagian besar lahan yang puso berada di wilayah utara Sungai Brantas yang notabene dikategorikan sebagai daerah kering. Diantaranya, Kecamatan Ploso, Kabuh, Plandaan dan kecamatan Ngusikan. Sedangkan sebagian kecil, berada di wilayah selatan.
Akibat kekeringan, kerugian mencapai Rp. 5 juta per hektar. petani mengalami kerugian yang jumlahnya cukup besar. Mulai dari biaya tanam, benih, pupuk dan biaya perawatan. Diperkirakan Karena kemarau panjang, diimbau petani agar menaman tanaman yang sesuai dengan kondisi cuaca dan musim. Seperti, palawija dan cabai.
Editor: Malika