KBR, Banyumas– Krisis air yang terjadi di sejumlah sentra pertanian mengakibatkan perolehan hasil panen gabah kering (GKP) di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah tak mencapai target.
Kepala Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan (Dipertanbunhut) Kabupaten Banyumas, Tjutjun Sunarti Rochid mengatakan Dispertanbunhut Banyumas menargetkan hasil GKP 2015 sebanyak 398 ribu ton. Namun karena terjadi kekeringan di sawah tadah hujan, diperkirakan terjadi penurunan hasil panen total sekitar 15 persen di seluruh wilayah Kabupaten Banyumas.
Ia menjelaskan dari total 34 ribu hektar lahan sawah di Banyumas, krisis air terjadi pada 1022 ribu hektar sawah. Krisis air ini menyebabkan sejumlah wilayah penghasil gabah mengalami penurunan hasil panen. Bahkan, 50 hektar diantaranya dipastikan puso.
"Kita sudah mencapai 122 hektar lahan yang mengalami
kekeringan. Upaya kita kalau tidak alami seperti sekarang (kekeringan) kan
memang sulit ya. Kalau kita targetnya seperti itu (398 ribu ton) tapi karena ada
kondisi kekeringan kalaupun tidak tercapai penurunannya tidak terlalu besar," kata Tjutjun Sunarti Rochid, Selasa (4/8/2015).
Kepala Dipertanbunhut Banyumas, Tjutjun Sunarti Rochid menambahkan untuk menanggulangi kekeringan yang terjadi di Banyumas, Dinas pertanian berkoordinasi dengan Balai Sumber Daya Air (BSDA) untuk memaksimalkan aliran sungai. Menurut dia, ini satu-satunya jalan untuk menyelamatkan tanaman padi yang hingga kini belum panen.
Pada Masa Tanam Pertama lalu, Tjutjun mengklaim 32 ribu hektar lahan pertanian menghasilkan rata-rata 5,9 ton per hektar. Menurut dia, ini melebihi terget 5,4 ton per hektar sehingga bisa membantu perolehan panen di MT 2 yang menurun.
Editor: Malika