Kabut Asap, Kualitas Udara di Balikpapan Rendah
Berdasarkan pantauan sistem pemantauan kualitas udara dari Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota Pontianak, indeks standar pencemaran udara (ISPU) di kota Pontianak dalam kategori tidak sehat.

Ilustrasi. Seorang pria menyapu di Kota Pontianak. Kabut sap masih tebal menyeliputi daerah itu akibat kebakaran lahan dan hutan. (Foto: Sumber situs www.setkab.go.id)
KBR, Pontianak - Palang Merah Indonesia (PMI) Provinsi Kalimantan Barat akan membagikan sekitar 20 ribu masker wajah kepada masyarakat. Pembagian masker itu terkait kondisi kabut asap yang masih tebal menyelimuti Pontianak.
Wakil Ketua Bidang Penanggulangan Bencana PMI Kalimantan Barat Syawal Bondoreso mengatakan kebutuhan masyarakat terhadap masker makin besar seiring dengan tebalnya kabut asap akibat kebakaran lahan dan hutan di Kalimantan Barat.
Berdasarkan pantauan kualitas udara lewat Air Quality Monitoring System (AQMS) dari Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota Pontianak, indeks standar pencemaran udara (ISPU) di Kota Pontianak dalam kategori tidak sehat. Kondisi terburuk biasanya terjadi pada pukul 01.00-03.00 dinihari dan 16.00-19.00 WIB sore hingga malam.
"Sekarang ada 20 ribu lembar masker yang siap dibagikan ke masyarakat. Tapi nanti dilihat dulu tingkat ISPU dan ISPA. Relawan PMI Kalimantan Barat nanti akan menyebarkan stok masker dari PMI dan dari BPBD," kata Syawal Bondoreso kepada KBR di Pontianak, Minggu, 30 Agustus.
Menurut data dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), saat ini terdapat 231 titik api (hotspot) di Kalimantan dan 291 hotspot di Sumatera. Kebakaran menyebabkan kabut asap di berbagai tempat, dengan jarak pandang menurun. Di Pontianak (Kalbar) maupun di Pekanbaru (Riau), jarak pandang tidak lebih dari 1,500 meter.
BNPB telah mengerahkan 13 helikopter untuk kegiatan pemboman air lewat udara. BNPB menganggarkan penanganan kebakaran hutan dan lahan tahun ini sekitar Rp385 miliar.
Editor: Agus Luqman
Wakil Ketua Bidang Penanggulangan Bencana PMI Kalimantan Barat Syawal Bondoreso mengatakan kebutuhan masyarakat terhadap masker makin besar seiring dengan tebalnya kabut asap akibat kebakaran lahan dan hutan di Kalimantan Barat.
Berdasarkan pantauan kualitas udara lewat Air Quality Monitoring System (AQMS) dari Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota Pontianak, indeks standar pencemaran udara (ISPU) di Kota Pontianak dalam kategori tidak sehat. Kondisi terburuk biasanya terjadi pada pukul 01.00-03.00 dinihari dan 16.00-19.00 WIB sore hingga malam.
"Sekarang ada 20 ribu lembar masker yang siap dibagikan ke masyarakat. Tapi nanti dilihat dulu tingkat ISPU dan ISPA. Relawan PMI Kalimantan Barat nanti akan menyebarkan stok masker dari PMI dan dari BPBD," kata Syawal Bondoreso kepada KBR di Pontianak, Minggu, 30 Agustus.
Menurut data dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), saat ini terdapat 231 titik api (hotspot) di Kalimantan dan 291 hotspot di Sumatera. Kebakaran menyebabkan kabut asap di berbagai tempat, dengan jarak pandang menurun. Di Pontianak (Kalbar) maupun di Pekanbaru (Riau), jarak pandang tidak lebih dari 1,500 meter.
BNPB telah mengerahkan 13 helikopter untuk kegiatan pemboman air lewat udara. BNPB menganggarkan penanganan kebakaran hutan dan lahan tahun ini sekitar Rp385 miliar.
Editor: Agus Luqman
Kirim pesan ke kami
WhatsappRecent KBR Prime Podcast
Kabar Baru Jam 7
Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)
Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut
Menguji Gagasan Pangan Cawapres
Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai