KBR, Bondowoso – Dinas Kesehatan Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur
menyebutkan hanya ada sekitar 30 persen masyarakat yang bisa mengakses
jamban keluarga. Kepala Dinas Kesehatan Bondowoso, Muhammad Imron mengatakan,
rendahnya kesadaran masyarakat akan pola hidup bersih dan sehat masih
menjadi faktor utama minimnya akses tempat buang air besar di kalangan
masyarakat utamanya menengah ke bawah.
“Memang
masih banyak yang belum memiliki jamban. Kalau di prosentase tidak
lebih dari 30% saja. Secara perlahan kita memberikan stimulan untuk
pembangunan jamban kepada masyarakat,” kata Imron kepada KBR, Kamis
(13/8/2015).
Tahun ini Dinas Kesehatan (Dinkes) Bondowoso bekerjasama dengan
berbagai pihak baik TNI Angkatan Darat serta pihak perbankan membangun
sekitar 500 jamban yang tersebar di 23 Kecamatan. Pembangunan 500 jamban
ini akan diutamakan kepada masyarakat kurang mampu yang berada di
daerah pinggiran.
Dinkes sendiri terus berupaya
menumbuhkan kesadaran masyarakat agar menerapkan pola hidup bersih
dan sehat dengan berbagai program. Salah satunya adalah program Sanitasi
Total Berbasis Masyarakat (STBM). Program ini tidak hanya memberikan
stimulan baik berupa pembangunan jamban, tapi juga memberikan pemahaman
terkait pentingnya akses jamban serta dampak yang ditimbulkan jika
masyarakat masih menerapkan pola Buang Air Besar (BAB) di sungai.
“Karena kultur, budaya dan adat masyarakat masih sangat tradisional maka
masih banyak yang mandi, mencuci, BAB menggunakan air sungai. Kami beri
pemahaman terkait dampak buruknya pada kesehatan. Masyarakat bisa
terserang muntaber, diare akut dan typus,” pungkasnya.
Editor : Sasmito Madrim