KBR,
Bondowoso – Meski aktivitas Gunung Raung di Kabupaten Bondowoso, Jember dan
Banyuwangi cenderung menurun, namun dampak abu vulkanik masih terus
dirasakan. Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bondowoso mengatakan, akibat
terpapar abu, proses pembenihan di Balai Benik Ikan (BBI) terganggu. Bahkan ada banyak bibit ikan yang mati akibat ait tercemar
abu vulkanik.
“Erupsi Raung sangat berdampak sekali kepada sektor perikanan utamanya Balai Benih Ikan di wilayah terdampak seperti Sumber Wringin dan Tlogosari, benihnya banyak yang mati. Tidak hanya itu pembudidaya ikan juga terkena dampaknya, “ kata Dwi Wardana saat ditemui KBR, Senin (10/8/2015).
Dikatakan Dwi, berdasarkan pengamatan sementara, BBI di Sumber Wringin merupakan Balai Benih Ikan yang terdampak paling parah. Lokasi ini berjarak sekitar 12 km dari puncak Gunung Raung. Selain itu, beberapa kali dilaporkan intensitas guyuran abu di wilayah ini terbilang cukup tebal.
Saat ini Dinas Peternakan dan Perikanan sudah menerjunkan tim ke lapangan untuk memantau dan mendata seberapa banyak pembudidaya ikan yang terkena dampak abu vulkanik. Selain itu, Disnakan juga sudah melakukan koordinasi dengan Dinas Perikanan Provinsi agar bisa segera mendapatkan bantuan.
Berdasarkan informasi dari Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Raung di Songgon, Banyuwangi, tercatat aktivitas tremor gunung setinggi 3.332 mdpl ini terus menurun. Laporan pukul 00.00 - 06.00 WIB hari ini, tercatat seismik tremor menerus dengan amplitudo 3-32 milimeter dominan 19 milimeter. Meski begitu, hingga saat ini status Gunung Raung masih berada pada Level III (Siaga).