KBR, Bondowoso – Permintaan pasar ekspor terhadap kopi arabika khas Bondowoso sangat tinggi dan tidak mampu
dipenuhi. Karena itu Dinas Kehutanan dan Perkebunan Bondowoso akan mengembangkan luas
lahan kopi arabika hingga 10 ribu hektare.
Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan Bondowoso Muhammad Erfan mengatakan selama ini produksi kopi arabika
Bondowoso masih sangat terbatas. Luas lahan kopi arabika hanya 2.100
hektar dengan produksi sekitar 1,500 ton kopi.
“Kita merespon
permintaan pasar yang belum bisa kita penuhi. Bahkan ke Eropa Timur kita masih
memperhitungkan apakah bisa kita layani atau tidak. Permintaan sudah banyak, hanya saja
belum bisa dilayani karena produksinya terbatas,” kata Muhammad Erfan kepada
KBR, Senin (10/8/2015).
Erfan mengatakan untuk mewujudkan target 10 ribu hektar lahan kopi arabika, Dinas Kehutanan dan Perkebunan sudah berkomunikasi dengan Perum Perhutani Kawasan Pemangku Hutan (KPH) Bondowoso. Rencananya, 10 ribu hektar lahan kopi arabika tersebut akan berada di lahan milik Perhutani.
Selain itu, Dinas
Kehutanan dan Perkebunan bersama Perum Perhutani juga akan mengkonversi sekitar
3.000 hektare lebih lahan kopi robusta menjadi kopi arabika tahun ini. Lahan itu tersebar di sejumlah kecamatan yang merupakan sentra
pengembangan kopi seperti Sumber Wringin, Sempol, Tlogosari, Pakem, Maesan dan Grujukan.
Kepala Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Wilayah Bondowoso Adi Winarno menyambut baik rencana konversi serta pengembangan lahan kopi arabika khas Bondowoso di lahan milik Perhutani.
"Kerjasamanya bagaimana
bentuknya, nanti kita akan bentuk tim kecil. Masyarakat, Perhutani, Pemda semua harus
diuntungkan. Tentu dengan tetap mempertahankan hutan lestari karena kopi yang bagus
tentu hutannya juga terjaga,” paparnya.
Berdasarkan data Perum Perhutani KPH Bondowoso, saat ini ada sekitar 7.000 hektar lebih
lahan kopi baik robusta dan arabika yang berdiri di tegakan lahan Perhutani. Dari
ribuan hektare lahan tersebut nantinya akan dilakukan pengalihan komoditas kopi
robusta menjadi kopi arabika dengan kualitas ekspor. Diharapkan berbagai
langkah ini mampu memenuhi tingginya permintaan pasar terhadap kopi asal
Bondowoso.
Editor: Agus Luqman