Bagikan:

Air PDAM Macet 4 Bulan, Warga Terpaksa Timba Air ke Sungai

Kepala Desa Patimuan, Icuk Sudiarto mengatakan tak normalnya jaringan PDAM ini sudah berlangsung selama empat bulan terakhir, atau sesudah masuk musim kemarau.

BERITA | NUSANTARA

Kamis, 06 Agus 2015 09:09 WIB

Air PDAM Macet 4 Bulan, Warga Terpaksa Timba Air ke Sungai

Ilustrasi kekeringan. Foto: Antara

KBR, Cilacap – Ribuan warga di Kecamatan Patimuan Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah terpaksa mencari air ke sumber mata air dan sungai untuk mencukupi kebutuhan air bersih lantaran tak berfungsinya jaringan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) pada musim kemarau ini.

Kepala Desa Patimuan, Icuk Sudiarto mengatakan tak normalnya jaringan PDAM ini sudah berlangsung selama empat bulan terakhir, atau sesudah masuk musim kemarau. Dalam sehari, air jaringan PDAM hanya mengalir satu kali selama satu jam. Itu pun hanya dengan debit yang kecil sehingga tidak bisa memenuhi kebutuhan air bersih warga. Untuk memenuhi kebutuhan air bersih, warga menimba air di sumber mata air, sumur, dan sungai yang debit airnya masih tinggi.

Icuk mengaku sudah berkali-kali melayangkan protes ke kantor PDAM setempat agar PDAM menambah debit air. Namun hingga kini belum ada perbaikan pelayanan.

"Kami yang ada di Kecamatan Patimuan ini khususnya, memang kalau malam keluar satu jam (air PDAM). Tapi setelah itu tidak keluar lagi. Nah ini katanya di sana (reservoir) debit airnya juga menurun. Kebutuhan warga sekarang ini, yang kesulitan sumurnya tidak bisa dipakai ini terpaksa mengangsu ke sumber-sumber air besih yang masih memungkinkan. Ada juga bantuan tapi volumenya juga tidak mencukupi," kata Icuk (6/8/2015).

Icuk menjelaskan sebagian besar sumur di Kecamatan Patimuan tidak bisa digunakan sebab airnya berwarna kuning dan berbau karat (timbra). Warga sudah berusaha menyaring. Namun, air hasil saringan tersebut tetap tidak bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan air bersih warga.

Di Desa Patimuan ada 500 kepala keluarga yang berlangganan PDAM. Namun lantaran merasa tidak terpenuhi haknya sebagai pelanggan, banyak yang memutus jaringan PDAM. sebab, tiap bulan dibebani biaya abonemen. 

Editor: Citra Dyah Prastuti 

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending