KBR, Cilacap – Ribuan warga di Kecamatan Patimuan Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah terpaksa mencari air ke sumber mata air dan sungai untuk mencukupi kebutuhan air bersih lantaran tak berfungsinya jaringan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) pada musim kemarau ini.
Kepala Desa Patimuan, Icuk Sudiarto mengatakan tak normalnya jaringan PDAM ini sudah berlangsung selama empat bulan terakhir, atau sesudah masuk musim kemarau. Dalam sehari, air jaringan PDAM hanya mengalir satu kali selama satu jam. Itu pun hanya dengan debit yang kecil sehingga tidak bisa memenuhi kebutuhan air bersih warga. Untuk memenuhi kebutuhan air bersih, warga menimba air di sumber mata air, sumur, dan sungai yang debit airnya masih tinggi.
Icuk mengaku sudah berkali-kali melayangkan protes ke kantor PDAM setempat agar PDAM menambah debit air. Namun hingga kini belum ada perbaikan pelayanan.
"Kami yang ada di Kecamatan Patimuan ini khususnya, memang
kalau malam keluar satu jam (air PDAM). Tapi setelah itu tidak keluar lagi. Nah
ini katanya di sana (reservoir) debit airnya juga menurun. Kebutuhan warga
sekarang ini, yang kesulitan sumurnya tidak bisa dipakai ini terpaksa mengangsu
ke sumber-sumber air besih yang masih memungkinkan. Ada juga bantuan tapi
volumenya juga tidak mencukupi," kata Icuk (6/8/2015).
Icuk menjelaskan sebagian besar sumur di Kecamatan Patimuan tidak bisa digunakan sebab airnya berwarna kuning dan berbau karat (timbra). Warga sudah berusaha menyaring. Namun, air hasil saringan tersebut tetap tidak bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan air bersih warga.
Di Desa Patimuan ada 500 kepala keluarga yang berlangganan PDAM. Namun lantaran merasa tidak terpenuhi haknya sebagai pelanggan, banyak yang memutus jaringan PDAM. sebab, tiap bulan dibebani biaya abonemen.
Editor: Citra Dyah Prastuti