Bagikan:

Tangkal ISIS, Aparat Keamanan di Bondowoso Kunjungi Pesantren

Kepolisian, Komando Distrik Militer (Kodim) 0822 dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) di Bondowoso, Jawa Timur, mendatangi beberapa pesantren untuk menangkal masuknya paham radikalisme Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).

NUSANTARA

Senin, 11 Agus 2014 15:34 WIB

Author

Friska Kalia

Tangkal ISIS, Aparat Keamanan di Bondowoso Kunjungi Pesantren

Tangkal ISIS, Bondowoso

KBR, Bondowoso – Kepolisian, Komando Distrik Militer (Kodim) 0822 dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) di Bondowoso, Jawa Timur, mendatangi beberapa pesantren untuk menangkal masuknya paham radikalisme Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
 
Kapolres Bondowoso, AKBP Sabilul Alif mengatakan, pendekatan dengan santri di Pondok Pesantren merupakan salah satu langkah untuk membentengi Bondowoso dari merebaknya paham ISIS.

“Kita tahu di Bondowoso jumlah pesantren cukup banyak sekitar 300 pesantren. Artinya mayoritas pesantren ini merupakan kekuatan bagi kita untuk mencegah merebaknya paham ISIS. Benteng pertahanannya adalah Kiai, ulama, masyarakat serta santri yang saat ini masih berusia produktif,” kata Kapolres usai kunjungan ke beberapa pesantren, Senin (11/8).
 
Sementara itu, Ketua MUI Bondowoso, KH Qodir Syam mendukung langkah aparat keamanan itu. Menurutnya, mendatangi pesantren merupakan langkah efektif untuk tetap menjaga keutuhan bangsa dari berbagai paham radikalisme.
 
“Saya kira kita akan selalu mengawal agar bangsa dan negara tetap utuh. Pesantren cukup efektif untuk diberikan pemahaman ini. Kemungkinan ISIS masuk pasti ada, hanya saja sampai saat ini kami bersyukur belum ada tanda ISIS masuk ke Bondowoso,” kata Qodir Syam.
 
Dalam kegiatan ini, Kapolres, Dandim serta Ketua MUI Bondowoso mengunjungi beberapa pesantren diantaranya Pesantren Al Islah, Kecamatan Grujukan, serta Pesantren Sayyid Alwi Al Maliki, Kecamatan Tenggarang. Dijadwalkan kegiatan serupa akan terus dilakukan ke berbagai pesantren di Bondowoso.

Tanggapan Pesantren

Pengasuh Ponpes Sayyid Alwi Al Maliki, Kecamatan Tenggarang Bondowoso, KH Muhammad Hasan mengungkapkan, para pengikut ISIS tidak seharusnya diperangi, namun dirangkul. Menurutnya, pengikut ISIS termasuk saudara sesama muslim yang harus tetap diajak kepada jalan kebenaran.
 
“Meski begitu ISIS tetap saudara kita, kawan kita yang perlu kita rangkul. Saya tidak setuju jika ada yang mengatakan harus diperangi, tetap pendapat saya harus kita kembalikan ke jalan yang lurus. Jangan sampai ada pemikiran kalau berbeda cabang agama dikatakan kafir, karena itu yang menyebabkan lahirnya paham ekstrimisme seperti ini,” kata KH. Muhammad Hasan usai sosialisasi menangkal ISIS di Bondowoso bersama Kapolres, Dandim dan MUI, Senin (11/8).
 
Menurut Hasan, secara global ISIS memang bertentangan dengan Islam yang menghormati adanya perbedaan pendapat. Dalam Islam, ada perbedaan yang masuk ranah harus ditoleransi serta perbedaan yang masuk katagori penodaan agama. Dalam hal ini, ISIS tetap harus ditangkal agar tidak masuk ke Bondowoso, namun dengan cara yang sesuai ajaran Islam.
 
Meski begitu, pihaknya tetap mewaspadai masuknya paham ISIS ke pesantren-pesantren dengan memberikan pemahaman kepada santri dan santriwati.

Editor: Anto Sidharta

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending