KBR, Jombang – Larangan pembelian premium bersubsidi dengan menggunakan jeriken berpengaruh pada perputaran roda perekonomian warga yang tinggal di bantaran sungai Brantas. Pasalnya, sejumlah perahu penyeberangan atau perahu tambang terpaksa berhenti beroperasi karena sulitnya mendapatkan solar.
Akibatnya, warga yang hendak beraktivitas terpaksa harus memutar dengan jarak tempuh cukup jauh hingga tiga kali lipat dari biasanya. Pasalnya, penyeberangan Sungai Brantas merupakan satu-satunya alternatif penghubung sejumlah kecamatan di Jombang dan dua kabupaten lainya.
Salah satu pemilik perahu tambang, Munari, asal Kecamatan Kesamben, mengatakan, sejak seminggu lalu, satu diantara dua perahu yang ia miliki terpaksa tidak beroperasi. Sedangkan satu perahu lainya yang biasanya beroperasi selama 24 jam kini hanya beroperasi selama 12 jam saja. Kata Munari, sejak seminggu lalu, setiap hari ia hanya berhasil mendapatkan 5 liter solar saja. Untuk mendapatkan bahan bakar itu, ia membeli hingga ke Kabupaten Mojokerto.
“Karena solar agak sulit, ini nggak seperti biasanya hanya jalan satu perahu saja. Kadang terpaksa ya saya pakai minyak tanah itu juga bisa tapi lebih mahal,” kata Munari kepada Portalkbr, Jumat (29/8).
Di Jombang ada puluhan lokasi penyeberangan yang menggunakan perahu tambang di Sungai Brantas. Penyeberangan itu tersebar di tiga kecamatan, yakni Bandar Kedungmulyo, Megaluh dan Kesamben. Seluruh penyeberangan itu merupakan penghubung dua Kabupaten yakni Jombang- Nganjuk dan Jombang-Mojokerto.
Jasa perahu tambang sangat dibutuhkan warga yang tinggal di sekitar bantaran sungai Brantas sebagai sarana penyeberangan. Jika perahu penyeberangan berhenti beroperasi karena langkanya bahan bakar, maka bisa dipastikan aktivitas dan roda perekonomian masyarakat terancam terputus. Karena jasa penyeberangan itu rata-rata dimanfaatkan oleh pekerja, pelajar dan pedagang ke pasar. Salah satu pengguna jasa perahu tambang, Saidi’in, mengaku, biaya operasional menjadi membengkak jika ia harus berputar arah.
“Yang sering ya saya lewat penyeberangan sini tapi terpaksa ya lewat jalan raya kalau perahu nggak ada solar, tapi lebih jauh, “ kata Sadi’in.
Hingga hari ini, warga di Jombang mengaku masih kesulitan mendapatkan BBM bersubsidi jenis solar. Situasi yang belum normal membuat seluruh SPBU masih menolak pembelian bahan bakar dengan jeriken sampai kondisi kembali stabil.
Editor: Anto Sidharta
Penyeberangan di Sungai Brantas Terimbas Kelangkaan Solar
Larangan pembelian premium bersubsidi dengan menggunakan jeriken berpengaruh pada perputaran roda perekonomian warga yang tinggal di bantaran sungai Brantas. Pasalnya, sejumlah perahu penyeberangan atau perahu tambang terpaksa berhenti beroperasi karena s

NUSANTARA
Jumat, 29 Agus 2014 14:22 WIB


Penyeberangan di Sungai Brantas
Kirim pesan ke kami
WhatsappRecent KBR Prime Podcast
Kabar Baru Jam 7
Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)
Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut
Menguji Gagasan Pangan Cawapres
Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai