KBR, Surabaya - Pemerintah Kota Surabaya menyiagakan 700 orang personil gabungan Kepolisian, TNI dan Satpol PP untuk melakukan penertiban wisma-wisma di bekas lokalisasi prostitusi Dolly dan Jarak yang masih nekat beroperasi.
Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Pemerintah Kota Surabaya, Irvan Widianto mengatakan, operasi yustisi dan razia wisma di bekas lokalisasi prostitusi Dolly dan jarak dilakukan untuk memastikan tidak ada lagi aktivitas pelacuran di lokasi yang sudah ditutup oleh pemkot Surabaya.
“Pemerintah kota ingin membuktikan bahwa kita sudah bersikap tegas, tidak ada toleransi lagi. Sebagai ini sebagai bentuk keseriusan, bahawa kita bertekad Dolly harus beralih fungsi. Jadi kita memastikan bahwa tidak ada wisma yang buka,” kata Irvan.
Irvan menegaskan pihaknya akan terus melakukan rasia dan penegakan Peraturan Daerah yang melarang aktivitas pelacuran, meski masih ada beberapa mucikari dan pekerja lokalisasi yang menolak penutupan lokalisasi prostitusi Dolly dan Jarak.
Selain melakukan penertiban dan sosialisasi, Satpol PP bersama petugas gabungan dari Polri dan TNI juga mencopoti tanda penolakan penutupan di setiap wisma yang ada di kawasan jalan Putat Jaya dan Jarak.
Editor: AntoniuS Eko