Bagikan:

Hiswana Migas: Pembatasan Penjualan Solar Hemat 100 Persen

Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Bumi (Hiswana Migas) mengklaim telah terjadi penghematan hingga 100 persen pasca- diberlakukannya pembatasan penjualan solar bersubsidi di Jakarta Pusat, sejak Kamis kemarin.

NUSANTARA

Sabtu, 02 Agus 2014 22:41 WIB

Author

Ninik Yuniati

Hiswana Migas: Pembatasan Penjualan Solar Hemat 100 Persen

hiswana migas, solar, spbu, pertamina

KBR - Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Bumi (Hiswana Migas) mengklaim telah terjadi penghematan hingga 100 persen pasca- diberlakukannya pembatasan penjualan solar bersubsidi di Jakarta Pusat, sejak Kamis pekan ini. Wakil Sekretaris Hiswana Migas Syarif Hidayat mengatakan, itu dikarenakan seluruh Stasiun Pengisian Bahan Bakar (SPBU) di Jakarta Pusat sama sekali tak menjual solar bersubsidi.

Kendati demikian, SPBU tetap menjual solar dengan harga non-subsidi untuk menghabiskan stok. Nantinya, solar bersubsidi akan diganti dengan jenis Pertamax Dex dengan harga sekitar 13 ribu rupiah per liter. Jenis produk ini dinilai lebih menguntungkan bagi konsumen karena memiliki kualitas lebih baik.

"Penghematannya, di daerah Jakarta Pusat, 100 persen lah ya, mungkin dari biasanya.  Tapi nanti sedikit demi sedikit, begitu nanti stoknya habis, yang keekonomian habis, ini akan digantikan dex. Sebetulnya buat konsumen lebih menguntungkan beli yang dex, karena jelas kualitasnya jauh lebih bagus, walaupun ada selisih harga, karena harganya nggak gitu jauh antara dex dan keekonomian," kata Syarif Hidayat, saat dihubungi Sabtu (2/8).

Syarif Hidayat memperkirakan dampak penghapusan solar bersubsidi di Jakarta Pusat baru terlihat Senin (4/8) lusa. Ia menilai, sejak dua hari penghapusan solar bersubsidi, belum ditemukan masalah berarti di lapangan. Ini dikarenakan masih dalam suasana libur sehingga banyak angkutan dan industri yang belum beroperasi.


Editor:Taufik Wijaya

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending