Bagikan:

Gara-gara Sawit Sungai Jadi Kering

Kebun sawit akan terus diperluas.

NUSANTARA

Selasa, 12 Agus 2014 15:02 WIB

Gara-gara Sawit Sungai Jadi Kering

Sungai Semuhun dulu mengalir deras, begitu juga Sungai Air Kaman Basa di Desa Padangbindu, Kecamatan Semidang Aji di Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), Sumatera Selatan. Kini sungai itu seperti parit dengan air mengalir berwarna kecokelatan. 


Padahal duu ini adalah lautan, yang membentuk sungai besar di tengah hutan. Sungai ini kering di musim kemarau, lalu tiba-tiba volume airnya membesar hingga menggenangi kebun milik masyarakat. 


“Kolam putri mandi ini beberapa tahun lalu bening dan tidak pernah surut. Banyak warga atau pengunjung mandi di sini. Sekarang ya seperti ini. Tapi kalau musim penghujan meluap nian,” kata Jafri, pemuda Desa Padangbindu, relawan di Goa Silabe.


Perubahan volume air yang mengalir di Sungai Semuhun dan Air Kaman Basa dalam tiga tahun terakhir, diduga akibat keberadaan perkebunan sawit yang ada di sekitar situs tersebut. Jarak perkebunan dan situs goa-goa tersebut saat ini sekitar 5 kilometer.


Di wilayah Kecamatan Semidang Aji terdapat perkebunan sawit milik PT Mitra Ogan. Luas perkebunan sawit milik PT Mitra Ogan sekitar 4.700 hektar, dari luas kecamatan tersebut sekitar 467,53 kilometer persegi. Informasi didapat perkebunan milik PT Mitra Ogan di Semidang Aji dalam tahap pembibitan dan land clearing.


Dikutip website PT Mitra Ogan, perusahaan ini memiliki luas perkebunan sawit dan karet di Sumsel mencapai 39 ribu hektar dan dua pabrik pengolahan kelapa sawit. Dalam rencana jangka panjang, perusahaan akan menambah areal perkebunan hingga 100.000 hektar.


Kemungkinan ekspansi perkebunan sawit untuk mendekati lokasi situs Padangbindu cukup terbuka. Sebab hanya lokasi Goa Putri seluas 5 hektar yang sudah dibeli pemerintah dari masyarakat. 


“Jika tidak segera dibeli pemerintah, atau pemerintah tidak memiliki sikap tegas terhadap izin perkebunan di sekitar situs, bukan tidak mungkin di depan Goa Harimau itu menjadi hamparan kebun sawit,” kata Hendra dari Jejak Indonesia, sebuah lembaga peduli lingkungan hidup di Kabupaten OKU.


Pemerintah OKU berkomitmen menjaga lingkungan di sekitar situs goa-goa manusia purba tersebut. “Ke depan kita akan berhati-hati dalam mengeluarkan izin terkait perkebunan. Terutama di lansekap situs goa purba tersebut. Saat ini yang sudah berjalan, ya tinggal diawasi saja. Tapi yang jelas kita akan berhati-hati, sehingga lingkungan di sekitar situs tidak terganggu atau rusak,” kata Januar Effendi, kabag Humas dan Protokol Pemerintah.


Tulisan ini hasil kerjasama Mongabay dan Green Radio


Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending