Dipermasalahkan Capres Prabowo, KPUD Banyuwangi Buka 3000 Kotak Suara

KBR, Banyuwangi - Sebanyak 3000 lebih kotak suara pemilihan presiden di Banyuwangi dibuka oleh Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Banyuwangi Jawa Timur, Rabu (13/8/2014) hari ini.

Pembukaan kotak suara tersebut sebagai imbas dari gugatan Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) Pilpres di Mahkamah Konstitusi (MK) yang dilayangkan pasangan Prabowo Subianto - Hatta Rajasa.

Ketua KPUD Banyuwangi Syamsul Arifin mengatakan, KPUD Kabupaten Banyuwangi merupakan salah satu penyelenggara pemilihan presiden yang masuk dalam materi gugatan calon presiden Prabowo-Hatta di MK. Untuk itu pihaknya harus membuka kotak suara untuk membuktikan dokumen yang berada di dalam kotak suara itu sama dengan data yang dimiliki KPUD Banyuwangi pada saat rekapitulasi suara Pilpres 9 Juli 2014.

Saksi dari Capres Prabowo-Hatta di Kabupaten Banyuwangi Abdul Halim menklaim telah mempunyai data kecurangan di 339 Tempat Pemungutan Suara (TPS) di Banyuwangi. Menurut Abdul Halim, di TPS tersebut diduga ada penggelembungan daftar pemilih khusus tambahan (DPKTb) yang lebih dari 2 persen. Padahal berdasarkan peraturan KPU tentang pemilihan presiden, daftar pemilih khusus tambahan yang diperbolehkan memilih tidak boleh melampaui 2 persen dari jumlah daftar pemilih tetap (DPT) yang ditetapkan.

“ Berdasarkan TPS tentu kotak yang ada di TPS kita ada 3139. Banyuwangi memang secara umum memang masuk materi gugatan. Yang dipersoalkan yaitu tentang persepsi kenapa cadangan 2 persen itu dilampaui oleh pemilih DPKTb,”kata Syamsul Arifin (13/8).

Berdasarkan hasil rekapitulasi suara manual tingkat kabupaten beberapa waktu lalu, pasangan calon presiden no urut 2 Joko Widodo- Jusuf Kalla unggul dari Prabowo Subianto-Hatta Rajasa di Kabupaten Banyuwangi Jawa Timur. Pasangan Jokowi-JK mendapatkan 539 ribu lebih suara atau 59,87 persen. Sedangkan pasangan Prabowo-Hatta memperoleh 361 ribu lebih suara atau 40,13 persen.


Editor: Luviana