Bagikan:

Warga Heran Kantor Gubernur NTT Tak Punya Pendeteksi Kebakaran

KBR68H, Kupang - Kebakaran yang melanda Kantor Gubernur Nusa Tenggara Timur di Kupang menimbulkan pertanyaan di kalangan warga. Seorang warga Kota Kupang Damian Godho mengatakan kebakaran itu terjadi karena lemahnya sistem keamanan gedung pemerintahan.

NUSANTARA

Sabtu, 10 Agus 2013 10:44 WIB

Author

Silver Sega

Warga Heran Kantor Gubernur NTT Tak Punya Pendeteksi Kebakaran

Nusa Tenggara, NTT, Kupang, kebakaran

KBR68H, Kupang - Kebakaran yang melanda Kantor Gubernur Nusa Tenggara Timur di Kupang menimbulkan pertanyaan di kalangan warga.

Seorang warga Kota Kupang Damian Godho mengatakan kebakaran itu terjadi karena lemahnya sistem keamanan gedung pemerintahan.

Menurut Godho, seharusnya kebakaran bisa diantisipasi dengan alat pendeteksi kebakaran. Jika dipasang sistem pendeteksi kebakaran, semestinya api tidak membesar dan melahap seisi gedung.

“Ini aneh. Kan ada Polisi Pamong Praja yang berjaga dan siaga 24 jam. Bagaimana kebakaran bisa terjadi? Dan apakah ada sistem alarm di sini? Kalau terjadi sesuatu kan sistem itu bisa langsung memberi peringatan, memberi alarm. Dengan begitu bisa dilakukan upaya-upaya pencegahan," kata Damian Godho, yang juga Pemimpim Umum Harian Pos Kupang.

Damian mengatakan, "Menyedihkan sekali kalau dengan situasi sekarang ini. Teknologi antisipasi kebakaran sudah begitu maju. Tapi kantor gubernur tidak punya sistem pengamanan pencegah kebakaran. Sangat menyedihkan.

Damian berharap polisi lebih cepat menyelidiki penyebab kebakaran kantor gubernur NTT.

Kebakaran di Kantor Gubernur NTT terjadi pada Jumat pagi kemarin. Empat ruang di Kantor Gubernur NTT ludes terbakar. Ruangan yang terbakar adalah ruang Biro EKonomi, Biro Hukum, biro pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak, dan biro Penyusunan program serta ruang tunggu tamu gubernur NTT.

Editor: Agus Luqman

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending