Bagikan:

Rendah, Partisipasi Warga Perumahan Elit di Pilkada Tangerang

KBR68H, Jakarta - Partisipasi warga Kota Tangerang Banten dalam pemilihan walikota secara langsung hari ini relatif rendah. Ketua KPU Provinsi Banten Agus Supriatna mengatakan dari pantauan Komisi Pemilihan Umum KPU Banten, jumlah warga yang menggunakan

NUSANTARA

Sabtu, 31 Agus 2013 17:23 WIB

Author

Nur Azizah

Rendah, Partisipasi Warga Perumahan Elit di Pilkada Tangerang

Tangerang, Banten, Pilkada, pemilihan walikota, KPU

KBR68H, Jakarta - Partisipasi warga Kota Tangerang Banten dalam pemilihan walikota secara langsung hari ini relatif rendah.

Ketua KPU Provinsi Banten Agus Supriatna mengatakan dari pantauan Komisi Pemilihan Umum KPU Banten, jumlah warga yang menggunakan hak pilih di perumahan elit kurang dari 50 persen. Agus tidak mau menyebutkan kawasan perumahan elit yang ia maksud.

Partisipasi cukup tinggi terjadi di lingkungan penjara Tangerang, mencapai lebih dari 70 persen. KPU Banten masih terus mengawasi pelaksanaan pemilihan walikota hari ini.

"Pemilihnya ada 1,2 juta orang untuk Kota Tangerang. Saya masih monitoring di TPS Lembaga Pemasyarakatan. Tadi yang saya lewati ada yang 70 persen, ada yang 85 persen. Tapi ada juga yang di perumahan elit justru partisipasinya di bawah 50 persen," kata Supriyatna kepada KBR68H.

Pemilihan walikota Tangerang diikuti lima pasang calon. Mereka adalah Harry Mulya Zein-Iskandar, Abdul Syukur-Hilmi Fuad, Dedy Miing Gumelar-Suratno Abubakar, Ahmad Madju Kodri-Gatot Suprianto dan Arif Wismansyah-Sachrudin.

Hari ini petugas KKPS menghitung perolehan suara di tingkat TPS. Selanjutnya, penghitungan suara dilakukan di tingkat Panitia Pemungutan Suara (PPS) Kelurahan hari Minggu besok. Keesokan harinya, dihitung lagi di tingkat kecamatan. Penghitungan suara di KPU Kota Tangerang digelar pada 5 hingga 7 September.

Editor: Agus Luqman

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending