Bagikan:

Puluhan Titik Macet Jalur Mudik Yogyakarta

Sekitar 30 titik rawan macet bakal sambut para pemudik yang memasuki Yogyakarta. Kepala Dinas Perhubungan Yogyakarta Tjipto Haribowo mengatakan titik kemacetan di sebabkan aktivitas pasar tumpah, jalan yang sempit, hingga kemacetan menuju tempat wisata.

NUSANTARA

Jumat, 02 Agus 2013 14:20 WIB

Puluhan Titik Macet Jalur Mudik Yogyakarta

mudik, yogyakarta, macet

KBR68H, Yogyakarta - Sekitar 30 titik rawan macet bakal sambut para pemudik yang memasuki Yogyakarta. Kepala Dinas Perhubungan Yogyakarta Tjipto Haribowo mengatakan titik kemacetan di sebabkan aktivitas pasar tumpah, jalan yang sempit, hingga kemacetan menuju tempat wisata.

Menurutnya, kemacetan tersebut tidak bisa dihindari pemudik. Satu-satunya cara meminimalkan kemacetan adalah rekayasa pengaturan lampu pengatur lalu lintas dan sistem buka tutup jalan.

"Kalau di kota hampir semua tempat di kota macet. Seperti di Malioboro, jalan Solo, jalan Magelang semua macet. Dan caranya untuk mengurangi kemacetan kita atur dengan traffic light, walaupun kemampuannya sebenarnya tidak bisa mengikuti dinamika ekstrem karena kemampuan juga terbatas," kata Tjipto Haribowo.

Untuk mengurangi kemacetan, Kepala Dinas Perhubungan Yogyakarta Tjipto mengatakan mereka bakal menyiapkan jalur alternatif di daerah Sleman, Kulonprogo dan Bantul. Khusus Sleman, jalur alternatif yang dipenuhi pasir akan sangat berbahaya jika turun hujan.

Selain titik kemacetan, Dishubkominfo juga mengingatkan pemudik untuk berhati-hati melintas di daerah rawan kecelakaan. Sekitar 10 titik rawan kecelakaan terdapat di DIY terutama di daerah Sleman yang banyak terdapat jalur untuk berbelok atau memutar, jalur tanjakan dan berkelok.  Untuk memperlancar mudik lebaran, 5 ribu peta mudik lebaran telah disebar di berbagai tempat makan, wisata, pusat perbelanjaan dan SPBU. Ditambah 15 buah CCTV untuk mengamati jalur kemacetan.

Editor: Antonius Eko

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending