Bagikan:

Pengamat: Pulihkan Kondisi Psikologis Napi Labuhan Ruku

KBR68H, Jakarta - Pengamat kebijakan penjara, Gatot Goei meminta pemerintah segera memulihkan kondisi psikologis narapidana Labuhan Ruku, Sumatera Utara.

NUSANTARA

Senin, 19 Agus 2013 15:20 WIB

Author

Nur Azizah

Pengamat: Pulihkan Kondisi Psikologis Napi Labuhan Ruku

kondisi psikologis, narapidana, labuhan ruku

KBR68H, Jakarta - Pengamat kebijakan penjara, Gatot Goei meminta pemerintah segera memulihkan kondisi psikologis narapidana Labuhan Ruku, Sumatera Utara. Gatot Goei menilai, langkah itu perlu dilakukan guna menghapus kekhawatiran narapidana lain yang tidak terlibat dalam kerusuhan.

"Ya kalau pascakerusuhan memang tetap harus ada pemulihan baik dari narapidana maupun petugasnya. Petugasnya juga pasti ada trauma. Jadi mesti ada trauma healing. Dari narapidana yang tidak ikut ikutan, kan, merasa takut juga. Gara gara ini kok nanti remisinya bisa dicabut, bisa dibatasi, pengunjung keluarga menjadi susah. Itu memang harus dipulihkan dengan program program dalam jangka pendek," kata Gatot kepada KBR68H.

Gatot Goei menilai langkah menteri Hukum dan HAM, Amir Syamsuddin yang memerintahkan peningkatan keamanan di seluruh Lapas dan rutan sebagai hal yang wajar. Namun, dia mengingatkan, pemerintah turut membekali sipir penjara dengan kemampuan intelijen agar bisa mengendus potensi konflik di dalam penjara sedini mungkin.

Puluhan narpidana melarikan diri menyusul kerusuhan di Penjara Kelas II A Labuhan Ruku, Kabupaten Batubara, Sumatera Utara kemarin. Kerusuhan diduga dipicu protes sejumlah napi terkait remisi atau pengurangan masa potongan hukuman saat perayaan HUT Ke-68 Kemerdekaan RI.

Napi kemudian membakar sejumlah ruangan lapas, mulai dari dapur, sel napi, hingga kantor lapas. Sementara Kementerian Hukum dan HAM mengklaim kerusuhan dipicu kelebihan jumlah  narapidana yang menghuni lapas  hingga empat kali lipat.
 
Editor: Doddy Rosadi

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending