Bagikan:

Pengamat: Bom Wihara Terkait Muslim Rohingya

KBR68H, Jakarta- Pengamat teroris, Noor Huda Ismail menduga, ledakan bom di vihara Ekayana di Jakarta Barat terkait dengan kekerasan yang dialami muslim Rohingya di Burma. Noor Huda Ismail menduga aksi pengeboman itu merupakan bentuk balas dendam para ter

NUSANTARA

Senin, 05 Agus 2013 09:37 WIB

Pengamat: Bom Wihara Terkait Muslim Rohingya

Rohingya, bom, wihara ekayana, terorisme

KBR68H, Jakarta- Pengamat teroris, Noor Huda Ismail menduga, ledakan bom di vihara Ekayana di Jakarta Barat terkait dengan kekerasan yang dialami muslim Rohingya di Burma. Noor Huda Ismail menduga aksi pengeboman itu merupakan bentuk balas dendam para teroris terhadap umat Budha.

Diduga juga pelaku aksi ini memiliki keterkaitan dengan jaringan Mampang. Jaringan Mampang ini ditangkap Densus 88 di Jalan Jenderal Sudirman, dekat pertigaan Bendungan Hilir, Jakarta Pusat Mei lalu. Ada 2 orang yang ditangkap.

"Kelompok ini kalau saya melihat dari konteks yang ke dua, konteksnya itu adalah umat Islam dibantai di Myanmar, kelompok yang melakukan ini adalah saya kira masih menjadi bagiannya kelompok Mampang. Mempunyai cara pandang yang sama, kemudian tujuan yang sama untuk menyerang kepentingan Budhanya itu tadi. Kalau dulu yang diserang adalah negaranya ya, Myanmar. Kalau sekarang dilebih besarkan lagi yaitu umat Budhanya. Ini sebetulnya kayak wake up call, lonceng pembangun, " terang Noor Huda Ismail kepada KBR68H, Senin (05/8).

Tadi malam, sebuah bom meledak di kompleks Vihara Ekayana di Kelurahan Duri Kepa Jakarta Barat. Saat ledakan terjadi, umat Budha di Vihara tengah beribadah. Akibat ledakan dua orang mengalami luka ringan. Kepolisian menyebut ledakan yang terjadi tersebut berdaya ledak rendah. Sedikitnya lima orang saksi telah diperiksa terkait kejadian ini.
     
Editor: Suryawijayanti 

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending