KBR68H, Jakarta - Parahnya kemacetan akibat masa transisi penataan pasar Tanah Abang, Jakarta menggerus kerugian angkot yang melewati Blog G. Di tengah terik siang, KBR68H menemui Ahmad Nurdani yang tengah mengemudikan mikrolet rute 09 melewati pasar tekstil terbesar di Asia Tenggara itu. Ia terjebak macet dan mesti mengemudi diiringi bunyi klakson yang terus silih berganti. Ia tidak membawa satupun penumpang.
Bagi Ahmad Nurdani, kemacetan kali ini sungguh di luar kebiasaan lalu lintas Jakarta. Kemacetan ini merupakan akibat pengalihan rute tanpa penataan PKL. Kendaraanpun menumpuk.
“Semenjak jalur ini dibuang, itu jalur dari Jalan Mas Mansyur biasanya langsung ke Blog A. Sekarang langsung ke Jati pinggir sini. Jadi timbul kemacetan,” keluh pengemudi Mikrolet itu. Ketika melewati Blog G, mobil hanya dapat merangkak akibat PKL dan parkiran di badan jalan.
PKL mengambil hingga lebih 50% badan jalan. Satu jalur lumpuh. Macet itu ironisnya terjadi di siang ketika masih jam 2. Di bulan puasa, Jakarta biasanya mulai macet pukul 15.00. Terlebih lagi, penduduk Jakarta sudah mulai menyusut akibat mudik. Toh itu semua tak mengurangi kemacetan.
Ahmad mengaku, bertambahnya kemacetan ini merugikan dia. “Kalau keadaan macet banget bisa dua jam sampai ke Tanah abang ini. Kalau penghasilan pasti turun, waktu juga banyak kebuang, minyak juga. Ditambah BBM mahal. Sangat berat dengan adanya pemutaran jalur ini. Kalau kita narik setengah hari kekuatan kita 3 sampai empat putaran. Kalau pagi dari jam 5-12. Kalau siang 12-9 malem. Cuman empat rit” papar Ahmad.
Sambil matanya melirik ke sena kemari mencari calon penumpang, Ahmad menceritakan, sudah dua jam berlalu dan ia belum genap dua putaran dari rute biasanya. “Sebelum ada kemacetan bisa 5 putaran. Sekarang tinggal setengahnya,” imbuhnya.
Di tengah percakapan, seorang ibu dan anak masuk ke mikrolet yang tampak masih baru ini. Bagi Ahmad, pasar Tanah Abang adalah lumbung penumpang. Namun, kemacetan luar biasa ini membuatnya serba salah, “ Macet lumayan panjang, kadang-kadang dari KS.Tubun bisa sampai Pelni. Kurang lebih dua kilometer. Kalau kita masuk. Kalau kita muter-muter juga nggak ada penumpangnya. Penumpangnya kan adanya di tanah abang. Serba bingung, kita tidak masuk tidak dapat penumpang, kalau kita masuk ya, beginilah resikonya” keluh Ahmad.
Meskipun mengeluh, Ahmad sadar peralihan rute ini merupakan bagian dari rencana induk penataan pasar tekstil yang sudah berdiri sejak 1735 itu. Ia berharap kemacetan luar biasa itu hanya akan terjadi pada masa transisi. “Kalau ditertibin bisa dua jalur. Minggu-minggu kemaren ditertibin lancar. Kemaren sudah uji coba (tanpa PKL dan Parkir.red). “Wah, nggak keitung itu, bisa 7 putaran,” kata Ahmad dengan nada girang. Ia berharap, penataan ulang tanah abang ini dapat bermanfaat bagi semua.
“Mudah-mudahan bisa berjalan lancar, buat pedagang maupun supir angkutan. Setelah dua jalur lancar,”pungkasnya.
Pasar Tanah Abang Ditata, Pendapatan Sopir Angkutan Anjlok Anjlok
KBR68H, Jakarta - Parahnya kemacetan akibat masa transisi penataan pasar Tanah Abang, Jakarta menggerus kerugian angkot yang melewati Blog G. Di tengah terik siang, KBR68H menemui Ahmad Nurdani yang tengah mengemudikan mikrolet rute 09 melewati pasar teks

NUSANTARA
Jumat, 02 Agus 2013 19:16 WIB


tanah abang, PKL, lalu lintas
Kirim pesan ke kami
WhatsappRecent KBR Prime Podcast
Kabar Baru Jam 7
Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)
Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut
Menguji Gagasan Pangan Cawapres
Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai