KBR68H, Jakarta - Kementerian Pekerjaan Umum (KemenPU), BNPB, dan Kementerian Sosial saat ini tengah mengkaji rencana relokasi rumah warga korban jebolnya bendungan alam Way Ela di Maluku Tengah. Kepala BPBD Maluku Tengah, Bob Rachmat mengatakan, pengkajian itu meliputi struktur tanah di lokasi yang akan ditempati. Kata dia, tidak mudah untuk mencari lokasi rumah baru bagi para pengungsi tersebut.
"Kita masih menunggu rekomendasi dari KemenPU, kestabilan lerengnya yang di hulu. Supaya waktu mereka menempati di sana desainnya sudah menempati perumahan, posisi aman, jangan terjadi ke dua kali, gitu. Lokasinya di tempat yang kena banjir itu juga, Negeri Lima. Sudah didesain, sudah diekspos oleh KePUan. Nah, tinggal kita menunggu untuk detail desainnya bagian hulu itu, supaya pengamanannya, apa mungkin masih ada bukit-bukit yang masih labil, atau sungainya mau dinormalisasikan. Jadi, lay outnya sudah kita gambar desainnya," terang Bob kepada KBR68H, Minggu (04/8).
Kepala BPBD Maluku Tengah, Bob Rachmat menambahkan, biaya pembangunan rumah para pengungsi tersebut akan dibantu oleh Kementerian Pekerjaan Umum, BNPB, Kemenpera, dan Kemensos. Dengan rincian, dari BNPB Pusat Rp 40 juta per rumah, Kemensos Rp 10 juta, dan Kemenpera Rp 10 juta, dengan total rumah yang akan dibangun mencapai 560-an rumah lebih. Sebelumnya, bendungan alam Way Ela di Desa Negeri Lima, Kabupaten Maluku Tengah jebol, bulan lalu. Bendungan tersebut jebol diduga akibat tidak mampu menahan air hujan yang mengguyur wilayah tersebut selama beberapa hari. Akibatnya 500-an rumah rusak, 2 korban meninggal, serta lima ribuan warga mengungsi.
Editor : Fuad Bakhtiar