KBR68H, Semarang - Jumlah anak penyandang autis di Indonesia meningkat hingga lima kali lipat tiap tahunnya. Autis merupakan kelainan perkembangan sistem saraf pada seseorang yang dialami sejak lahir atau saat masa balita.
Saat ini diprediksi jumlah penyandang mencapai tiga juta orang dengan perbandingan 6 di antara 10 ribu kelahiran. Direktur Institut Investigasi medis dan gangguan perkembangan syaraf, Sultana mengatakan, penanganan terhadap kasus autisme di Indonesia sangat kurang, termasuk rendahnya penelitian tentang Autis.
“Lifestyle. Lifestyle gaya hidup ya jadi mungkin kaya bahan pengawet. Kemudian makanan yang meracun syaraf ya, misalnya kaya tadi logam berat karena orang hamil seharusnya tidak makan kerang. Kerang mengandung logam berat takut bayinya keracunan,” kata Sultana.
Kerapuhan kromosom merupakan faktor penyebab autisme yang ditandai gejala fisik telinga besar menggantung, muka memanjang, tulang atap mulut tinggi dan kelenturan sendi. Pada laki-laki kerapuhan kromosom menyebabkan gangguan kekebalan tubuh dan depresi. Sedangkan pada perempuan menyebabkan menopause pada usia kurang dari 40 tahun.
Editor: Antonius Eko