Jelang Lebaran, Syiah Sampang Terima Ancaman !

KBR68H, Jakarta - Bupati Sampang Fannan Hasib dan Kepolisian Omben dinilai mengacaukan rekonsiliasi nasional terkait nasib warga Syiah Sampang. Pendamping warga Syiah Hertasning menyatakan,  pemaksaan terhadap warga Syiah sepertyi dipaksa meninggalkan kepercayaannya jelang lebaran. Pemaksaan ini dilakukan Bupati Sampang dan Kepolisian Omben. Hertasning mengatakan,semalam warga Syiah yang pulang diancam keselamatan dan rumahnya dibakar jika menolak menandatangani surat pernyataan meninggalkan kepercayaannya.(Baca: Presiden SBY Pimpin Langsung Rekonsiliasi Syiah Sampang)

"Dia dipanggil dari rumahnya dan dibawa ke rumah kiyai Safiyudin Gersempal. Di rumah itu sudah ada Bupati Sampang Fannan Hasib dan Kepala Kesbangpol Sampang dan sudah ada kapolsek Omben. Karena dia menolak, waktu pulang dikawal oelh polisi dan dia mendengar ancaman yang tidak mengikuti ikrar itu tidak dijamin keselamatannya. Teman saya ini dikawal polisi ke terminal di sampang dan dia diminta tidak balik ke rusunawa karena kalau kembali tidak dijamin keselamatannya," ungkap pendamping Syiah Sampang Hertasning ketika dihubungi KBR68H.

Pendamping Syiah Sampang Hertasning menambahkan, setidaknya sudah empat orang terpaksa menandatangani surat untuk meninggalkan keyakinan tersebut akibat ancaman itu. Menurutnya, pemanggilan ditujukan pada warga Syiah terutama yang tinggal di Sampang dan rumahnya tidak hancur. (Baca: Warga Syiah Sampang Ingin Berlebaran di Kampung Halaman)

Sebelumnya, warga Syiah Sampang terpaksa mengungsi di rusunawa Sidoarjo akibat rumah mereka dibakar masa. Pemerintah Sampang juga melarang mereka kembali ke kampung halaman. Padahal, pemerintah pusat menjanjikan mereka bisa berlebaran di kampung halaman.

 
Editor: Nanda Hidayat