KBR68H, Jakarta- Hari masyarakat adat internasional yang diperingati tiap tanggal 9 Agustus, akhirnya kembali dirayakan tahun ini di Papua. Pegiat Hak Asasi Manusia Papua Frits Ramandei mengatakan, masyarakat adat sempat tidak beraktivitas akibat tekanan negara beberapa tahun belakangan. Sebab kata dia, kepolisian sering kali tidak dapat membedakan antara masyarakat adat dan gerakan papua merdeka.
"Beberapa tahun belakangan perayaannya disederhanakan, bahkan nyaris tidak ada karena polisi tidak mengeluarkan izin. Ada tuduhan polisi terutama tidak memiliki kepekaan sosial terhadap kearifan lokal masyarakat Papua. Dalam perspektif Hak Asasi Manusia, masyarakat adat harus dihormati dan tanggal 09 Agustus harus bisa diperingati dalam peringatan bersama dan mereka harus diberi ruang untuk memperingati hari itu. Polisi harus bisa melihat membedakan masyarakat adat dengan konteks politik papua merdeka itu dua hal yang berbeda," ungkap pegiat HAM Papua Frits Ramandei yang menyampaikan pidato dalam peringatan itu ketika dihubungi KBR68H.
Pegiat HAM Papua Frits Ramandei menambahkan, masyarakat adat papua merayakan perayaan yang diakui Perserikatan Bangsa-bangsa itu di berbagai kabupaten. Namun, perayaan mundur satu hari akibat bersamaan dengan hari raya Idul Fitri. Ia menambahkan, perayaan kali ini bisa dirayakan tanpa mengajukan izin pada polisi. Sebab, perayaan tidak menghadirkan massa dalam jumlah banyak.
Editor: Doddy Rosadi
Hari Masyarakat Adat Internasional Dirayakan di Papua
KBR68H, Jakarta- Hari masyarakat adat internasional yang diperingati tiap tanggal 9 Agustus, akhirnya kembali dirayakan tahun ini di Papua.

NUSANTARA
Sabtu, 10 Agus 2013 21:12 WIB


masyarakat adat, perayaan, papua
Kirim pesan ke kami
WhatsappRecent KBR Prime Podcast
Kabar Baru Jam 7
Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)
Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut
Menguji Gagasan Pangan Cawapres
Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai