Bagikan:

Desa Ramah Perempuan dan Anak Diluncurkan di Banyuwangi

Desa Ramah Perempuan dan Peduli Anak ( DRPPA) di Desa Watukebo dan Kepundungan, Banyuwangi, Jawa Timur.

NUSANTARA

Jumat, 21 Jul 2023 18:38 WIB

Desa Ramah Perempuan dan Anak

Peluncuran program Desa Ramah Perempuan dan Peduli Anak di Banyuwangi, Jatim, oleh Kementerian PPPA. Kamis (20/7/2023) Foto: ANTARA

KBR, Banyuwangi- Kementerian Pemberdayaan Prempuan dan Perlindungan Anak ( Kemen PPPA) meluncurkan Desa Ramah Perempuan dan Peduli Anak ( DRPPA) di Desa Watukebo dan Kepundungan, Banyuwangi, Jawa Timur.

Deputi Bidang Kesetaraan Gender Kemen PPPA Lenny N. Rosalin mengatakan, Kementerian PPPA saat ini fokus pada implementasi Sustainable Development Goals (SDGs) dengan meluncurkan Desa Ramah Perempuan dan Peduli Anak untuk menjalankan program- program berperspektif gender dan hak anak.

Lenny menjelaskan nantinya program tersebut akan dilakukan melalui pembinaan dan pemberdayaan masyarakat desa secara terencana dan berkelanjutan. Sebab, pihaknya menyadari upaya percepatan pemberdayaan masyarakat desa lewat program DRPPA itu membutuhkan kerja sama dari berbagai pihak termasuk pemerintahan di tingkat desa.

"Tidak hanya mampu menjawab 10 indikator tadi, tetapi juga diharapkan juga mampu menurunkan angka stunting di sini, angka kurang Gizi juga angka anak- anak yang droaut dari sekolah. karena kita ingin dari usaha yang dilakukan oleh perempuan tadi juga memiliki dampak ke arah sana. Kami sudah melakukan kajian di banyak daerah dan ini bisa berhasil dengan perempuan menjadi wirausaha dia memperoleh pendapatan," ujar Lenny N Rosalin di Banyuwangi, Jumat (21/7/2023).

Lenny menambahkan program DRPPA memiliki 10 indikator isu kesetaraan yang harus diselesaikan. Beberapa di antaranya mulai dari implementasi kebijakan desa yang ramah perempuan dan anak, pembiayaan desa untuk pemberdayaan perempuan, kewirausahaan berperspektif gender, pengasuhan/pendidikan bagi ibu dan keluarga.

Sementara itu, Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani mengakui masih sering mendapati berbagai stigma yang menyudutkan perempuan. Seperti anggapan bahwa perempuan lebih baik jika segera dinikahkan daripada disekolahkan.

Selain itu, kata Ipuk, perempuan juga dibatasi inovasinya dalam berwirausaha, sehingga hanya fokus mengurus pekerjaan domestik. Padahal, perempuan punya potensi yang besar untuk menggerakkan roda ekonomi pedesaan.

Baca juga:

- DIY, Satu-Satunya Provinsi Ramah Perempuan dan Anak di Indonesia pada 2022

- Kementerian PPPA: Ada Kesenjangan Gender dalam Dunia Kerja

Editor: Resky Novianto

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending