KBR, Pontianak - Jumlah titik api di Provinsi Kalimantan Barat berdasarkan pantauan satelit MODIS milik Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Supadio, Pontianak, menunjukkan adanya peningkatan.
Prakirawan BMKG Supadio, Pontianak, Nur Setiawan mengatakan berdasarkan pantauan terakhir pada 3 Juli, jumlah titik api di provinsi Kalimantan Barat mencapai 41 titik api. Sedangkan, jumlah itupun meningkat dari hari pertama pemantauan pada 1 Juli lalu dimana jumlahnya sebanyak 8 titik api. Lebih lanjut Nur Setiawan menambahkan, pihaknya belum dapat memastikan penyebab pasti adanya titik api di provinsi ini.
Sementara, dari 41 titik api yang terpantau pada 3 Juli pada 4 Kabupaten yang ada, hotspot terbanyak ditemui di kabupaten Kubu Raya dengan jumlah 23 titik api. Sedangkan, meski merupakan kabupaten dengan jumlah hotspot terbanyak, namun hal itu belum berdampak buruk terhadap aktifitas penerbangan di Bandara Supadio, Pontianak yang berada di kawasan Kabupaten Kubu Raya.
“Datanya kita terima setiap jam 4 sore, sateli MODIS itu pada Bengkayang 4 titik, kabupaten Kubu Raya 23 titik, kabupaten Sambas 5 titik, kabupaten Sanggau 2 titik jadi total jumlah 41 titik. Untuk sementara ini kita belum bisa memastikan itu akibat pembakaran lahan atau bukan. Tapi, biasanya nanti kalau sudah lebih dari 10 hari berturut-turut terdapat hotspot baru bisa kita identifikasikan,”ujar Nur Setiawan kepada KBR di Pontianak, Sabtu, 4 Juli.
Nur Setiawan mengatakan, potensi turunnya hujan sepanjang pekan ini hingga Jumat mendatang, masih berpeluang terjadi dengan intensitas rendah. Sedangkan, potensi hujan itupun terjadi pada wilayah Kalimantan Barat sebelah utara yaitu di kabupaten Sambas dan Bengkayang.
Sebelumnya, BMKG Supadio, Pontianak memprediksikan sepanjang Juli hingga September Kalimantan Barat memasuki fase hujan dengan intensitas rendah. Dimana hujan yang berpotensi terjadi diprediksikan akan terjadi tidak merata pada wilayah yang sama.