KBR, Lhokseumawe– Shelter atau tempat perlindungan bagi imigran Myanmar yang terdampar di Kabupaten Aceh Utara, sudah rampung dikerjakan dan siap untuk ditempati.
Juru bicara Pemkab Aceh Utara, Amir Hamzah mengatakan, pihaknya sekarang sedang terus
melakukan koordinasi dengan lembaga yang menangani pengungsi, IOM dan UNHCR, terkait relokasi ke tempat yang layak. Untuk sementara, mereka ditempatkan sementara di komplek BLK.
"Karena sekarang sedang tahap koordinasi dengan IOM. Kalau Pemerintah daerah itu harus secepatnya dipindahkan, karena BLK itu akan dibangun juga. Ada anggaran pembangunan dari provinsi di Banda Aceh, sementara kalau masih ada disitu saudara-sudara Kita (Rohingnya-red) tidak mungkin proyek itu bisa Kita laksanakan. Apalagi, bangunan BLK tidak layak dan sudah bisa ditempati ditlokasi yang baru permanen 1 tahun lamanya," kata Amir kepada KBR, Rabu (29/7).
Berdasarkan data secara keseluruhan pengungsi asal Myanmar yang sekarang masih bertahan dikarantina sementara Komplek BLK Aceh Utara berjumlah 329 jiwa, mulai balita, anak-anak, remaja dan dewasa baik laki-laki dan perempuan. Mereka terdampar didaerah itu semenjak pertengahan bulan Mei lalu.
Sementara pemerintah menyatakan, pengungsi Myanmar akan ditampung selama 1 tahun di Aceh.Editor: Dimas Rizky