KBR, Bondowoso – Target
ekspor kopi rakyat Bondowoso, Jawa Timur menurun hingga 20 persen tahun ini. Penurunan terjadi karena siklus tanaman kopi yang selalu naik turun tiap tahun.
Kepala
Bidang Perkebunan, Dinas Kehutanan dan Perkebunan Bondowoso, Suhardjo
mengatakan, target tahun ini tidak
lebih dari 400 ton.
"Proyeksi kita untuk
tahun ini untuk kopi yang layak ekspor sekitar 400 ton. Ini turun 20 persen dari tahun
lalu karena kalau kopi siklusnya memang seperti itu. Jika tahun lalu tinggi,
maka tahun ini akan rendah," kata Suhardjo kepada KBR, Senin (27/7/2015).
Dikatakan Suhardjo, capaian ekspor kopi tahun 2014 lalu mampu menghasilkan 529,2
ton kopi arabika dengan nilai keuntungan 19 miliar lebih. Sementara kopi
robusta berhasil mencapai angka 29,8 ton dengan nilai keuntungan 600 juta
lebih.
Dinas Kehutanan dan Perkebunan mencatat, target ekspor kopi rakyat tahun 2015 ini merupakan yang terendah sejak 3 tahun terakhir.
Pada tahun 2013
lalu, capaian panen kopi arabika di Bondowoso mencapai 106,3 ton atau
Rp.2,34 miliar. Sementara capaian tahun 2012 sebanyak 235 ton dengan nilai
Rp.8,2 miliar.
Saat ini terdapat 40 kelompok petani kopi rakyat di Bondowoso
dengan luas lahan total mencapai 2.400 hektare. Mereka tersebar di beberapa
kecamatan yang merupakan sentra penghasil kopi seperti Sumber
Wringin, Sempol, Botolinggo, Cermee, Maesan dan Pakem.
Kopi hasil produksi ke 40 kolompok tani tersebut, telah
diekspor ke sejumlah negara di Eropa dan Amerika. Ekspor perdana
dilakukan pada 2011 dan terus berlanjut hingga sekarang.
Editor: Agus Luqman