KBR, Solo- Yel-yel mengecam kasus di Tolikara Papua bergema
di sepanjang jalan Slamet Riyadi Solo, Jumat sore (24/7). Lebih dari seribu
orang dari berbagai organisasi Islam di Solo dan sekitarnya, pawai membawa
berbagai spanduk dan poster mengecam kasus yang terjadi di Tolikara Papua.
Ketua Majelis Tafsir Al-Quran atau MTA, Ahmad Sukina, saat berorasi mengatakan umat muslim jangan terpancing dengan aksi kekerasan yang terjadi di Papua. Menurut Ahmad Sukina, keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) menjadi prioritas utama menanggapi kasus yang terjadi di Tolikara. Ahmad Sukina menegaskan pemerintah dan polisi harus mengusut tuntas kasus tersebut agar tidak merembet ke daerah lain di Indonesia.
“Saudara kami sesama muslim di Papua sedang didzolimi. Kita sebagai muslim jangan suka membicarakan siapa mayoritas, siapa minoritas. Tidak ada mayoritas dan tidak ada minoritas di Indonesia, semua sama. Yang mayorutas nanti meneror atau menindas yang minoritas, yang minoritas akan takut pada yang mayoritas. Oleh karena itu, kita harus mengukuhkan rasa kebangsaan, apapun warna kulit kita, agama kita, suku kita, semua terbingkai dalam satu bangsa, bangsa Indonesia,” kata Ahmad Sukina, Jum'at (24/7).Ribuan peserta aksi solidaritas untuk muslim Papua ini mendapat pengawalan ketat polisi dan TNI di Solo.
Polisi sebelumnya telah menetapkan dua orang tersangka dalam kasus Tolikara. Sementara, 50 saksi sudah diperiksa. Menurut polisi, kedua tersangka merupakan provokator yang menyebabkan massa membakar sejumlah kios yang merembet ke sebuah mushola.
Editor: Dimas Rizky