Bagikan:

Penganut Islam Aboge Banyumas Rayakan Lebaran Besok

Dihitung berdasarkan kalender sewindu.

BERITA | NUSANTARA | NUSANTARA

Sabtu, 18 Jul 2015 14:15 WIB

Ritual Sadran menyambut Ramadhan, penganut Islam Kejawen dan Penghayat Kepercayaan. Foto: KBR/Muhama

Ritual Sadran menyambut Ramadhan, penganut Islam Kejawen dan Penghayat Kepercayaan. Foto: KBR/Muhamad Ridlo

KBR,Banyumas– Penganut Islam Alif Rebo Wage (Aboge) di Desa Cikakak Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah bakal merayakan Hari Raya Idul Fitri besok, Minggu Wage.

Tokoh masyarakat setempat, Jafar menjelaskan, tahun ini merupakan tahun Ha atau Ahad atau tepatnya Minggu Pon (Hakadpon). Dengan demikian, tanggal 1 Syawal 1436 Hijriah jatuh pada hari Minggu Wage atau 19 Juli 2015.

Kalender Aboge, kata dia, dihitung berdasar kelander sewindu atau delapan tahunan. Dalam sebulan, kalender Aboge selalu terdiri dari 30 hari. Tidak seperti perhitungan kalender syamsiah (matahari) dalam perhitungan kalender masehi dan qomariyah (rembulan) dalam kalender hijriyah, yang terdiri antara 28 hingga 31 hari.

"Jelas Minggu, karena sudah dihitung-hitung. Sudah ketemu, tanggal ini, hari ini, bulan ini. Kalaupun dihitung seratus tahun, sudah ketemu jatuhnya di hari apa. Sudah diperhitungkan Aboge kan perhitungannya biasa 30 hari, jadi tidak ada geser-geser (waktu). Kalau perhitungan yang lain kan ada yang 28, 29 atau 30 hari," kata Jafar

Penganut Aboge di Cikakak baru melakukan ibadah puasa pada Jumat 19 Juni 2015 lalu, atau selang sehari dari umat Islam pada umumnya. 

Ritual yang dilakukan pada perayaan Idul Fitri sama dengan umat Islam lainnya. Setelah melakukan ibadah shalat Ied, penganut Aboge akan melakukan silaturahmi ke tetangga yang lebih tua atau biasa disebut kasepuhan.

Yang membedakan adalah adanya ritual bekten (silaturahmi khusus) ke Juru Kunci Masjid Saka Tunggal yang didirikan di desa setempat pada tahun 1288 M. 

Editor: Citra Dyah Prastuti


Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending