KBR, Mataram - Hingga memasuki triwulan ke tiga tahun 2015 ini, sejumlah madrasah di Provinsi NTB belum mendapatkan bantuan yang biasanya sudah didapat dari Kementerian Agama. Mereka pun belum mendapatkan bantuan operasional sekolah atau bantuan fisik. Akibatnya aktivitas madrasah pun terganggu.
Pengelola madrasah mengancam membubarkan diri jika sampai akhir tahun ini tidak ada kejelasan soal dukungan dana dari pusat. Hal itu disampaikan pimpinan yayasan Maroqitta’limat provinsi NTB TGH Hazmi Hamzar Selasa (7/7/2015) siang.
Hazmi yang mengelola puluhan madrasah ini mengatakan, tahun ini sekolah madrasah tidak mendapat bantuan apapun dari pemerintah. Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) pun belum dicairkan untuk siswa madrasah. Lembaga pendidikan madrasah tidak mampu mengembangkan dirinya karena persoalan ini, padahal sekolah yang bernaung dibawah Kementerian Pendidikan Nasional tidak memiliki masalah dengan transfer anggaran.
“Jadi kalau sampai akhir tahun ini tidak ada perhatian pemerintah dalam hal ini Kementerian Agama, terhadap madrasah-madrasah yang bernaung di bawah lingkungannya. Khususnya yayasan saya yang mengelola puluhan madrasah ini akan saya alihkan menjadi SD, SMP, SMA, SMK. Saya akan bubarkan semuanya. Selebihnya akan kita akan jadikan diniyah saja karena kami tidak mampu mengelola seperti formal itu lagi. Karena betul-betul tidak ada perhatian dari pemerintah. Ada unsure kesengajaan pemerintah pusat untuk membunuh karakter madrasah-madrasah ini,” kata TGH Hazmi Selasa (7/7/2015).
Dia mengatakan, sudah tidak ada lagi biaya untuk menunjang belajar siswa termasuk honor para guru madrasah. Sementara pihak sekolah tidak boleh lagi memungut biaya pendidikan dari para siswa sehingga kondisi ini sangat menyulitkan lembaga pendidikan agama dari kalangan swasta. Menurutnya peran madrasah dalam membangun sumber daya manusia sangat besar, termasuk sumbangannya dalam membangun moralitas anak bangsa. Karena itu pemerintah seharusnya tetap memberikan perhatian tanpa melihat sekolah negeri maupun swasta.
“Ini sangat mengecewakan, bayangkan saja orang nengok kiri kanan sudah dapat BOS, bantuan operasional, fisik dan segala macamnya. Sementara di madrasah dicuekin begitu. Kabarnya madrasah akan diberikan bantuan fisik kalau terjadi kerusakan akibat bencana alam saja,“ sesalnya.Editor: Citra Dyah Prastuti