KBR, Jakarta - Masyarakat Peduli Pendidikan Surakarta (MPPS) menilai
minimnya sosialisasi Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) offline jadi
penyebab banyaknya bangku kosong di sejumlah sekolah di Surakarta, Jawa
Tengah.
Hal ini diperparah dengan tidak adanya aturan pelimpahan bangku kosong
tersebut. Koordinator MPPS, Adi Cahyo menyarankan, pemerintah agar
melimpahkan sisa kuota offline ke jalur penerimaan online. Namun, pemda
harus memastikan terlebih dulu seluruh siswa miskin pengguna jalur
offline terpenuhi hak pendidikannya.
"Kurangnya
informasi dan komunikasi offline ini. Seharusnya bisa memanfaatkan. Ini
akan menjadi masalah jika ini tidak diatur dengan baik. Sisa ini mau
dikemanakan. Ini juga khawatir menjadi transaksi-transaksi yang rawan
yang tidak diketahui," jelas Adi Cahyo kepada KBR.
Sebelumnya, sebanyak 20 persen kuota Peserta Didik
Baru (PPDB) offline di kota Solo Jawa Tengah masih di bawah daya
tampung. Baik itu sekolah tingkat dasar maupun menengah. Tak hanya Solo,
sejumlah kota pun mengalami hal serupa.
Salah satunya di Kota
Yogyakarta, kuota untuk siswa pemegang Kartu Menuju Sejahtera (KMS) di
jenjang Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) tidak terpenuhi. Dari daya
tampung untuk siswa KMS di SMK yang berjumlah 824 siswa, yang diterima
sejumlah 773 siswa.
Editor : Sasmito Madrim