KBR, Jombang - Memasuki kemarau, sejumlah sumber mata air diĀ Jombang, Jawa
Timur, mulai mengering. Dari sekitar 120 mata air yang ada dibagian
hulu Kecamatan Wonosalam, empat di antaranya nampak kering kerontang.
Sedangkan lainya mengalami penurunan debit air dan berpotensi besar
mengering.
Aktivis Lingkungan, Amir, mengaku sangat prihatin dengan kondisi itu.
Pasalnya, sangat berdampak terhadap kebutuhan air bersih ribuan warga
yang tinggal di sekitaran lereng Pegunungan Anjarmoro. Bahkan, di beberapa
desa di Kecamatan Wonosalam dan Bareng, sudah mengalami krisis air
bersih.
Menurut Amir, selain kemarau panjang, keringnya sejumlah mata air
di bagian hulu wilayah Jombang itu juga diduga karena ulah manusia yang
kerap menebang pehohonan di sekitar mata air atau pembalakan liar. Hal
itu menyebabkan hutan gundul dan tak dapat menyimpan air saat kemarau
tiba.
"Kalau tahun ini sepertinya banyak faktor. Jadi kita nggak tahu apakah
ini mungkin salah satu penyebabnya elnino yang sedang terjadi tapi
yang jelas karena ini memang sudah masuk musim kemarau dan musim
kemarau kali ini lebih panjang.Jadi mulai Juni-Juli ini sudah tidak ada
hujan di kawasan hulu," kata Amir, Senin (27/07/15).
Sejauh ini sejumlah aktivis lingkungan Padepokan Wonsalah Lestari sudah berupaya
melakukan penyelamatan mata air. Salah satunya,dengan melakukan
inventarisasi sumber mata air, penghijauan dan himbauan penghematan air.
Kegiatan itu melibatkan warga sekitar dan sejumlah sekolah di Kecamatan
Wonosalam.
Amir menambahkan, selain di kawasan Wonosalam, puluhan sumber mata air
di wilayah utara sungai Brantas juga mulai mengering. Yakni, di Kecamatan
Kabuh, Plandaan dan Ngusikan. Amir, aktivis lingkungan berharap agar Pemerintah Kabupaten Jombang
mengucurkan anggaran yang lebih besar untuk program penghijauan
di kawasan hulu mata air.
Editor: Rony Sitanggang