Bagikan:

Kekeringan, Ribuan Hektar Tanaman Padi di NTB Berpotensi Gagal Panen

Selama musim kemarau tahun ini, sebanyak 1.215 hektar lebih tanaman padi di NTB telah mengalami kekeringan.

BERITA | NUSANTARA

Rabu, 22 Jul 2015 15:39 WIB

Suasana sawah alami kekeringan. Foto: KBR/Musyafa

Suasana sawah alami kekeringan. Foto: KBR/Musyafa

KBR, Mataram- Selama musim kemarau tahun ini, sebanyak 1.215 hektar lebih tanaman padi di NTB telah mengalami kekeringan. Dari jumlah tersebut, sebanyak 246 hektar padi mengalami kekeringan berat dan terancam gagal panen. Sementara sisanya sebanyak 780 hektar mengalami kekeringan ringan dan sebanyak 188 hektar mengalami kekeringan sedang.

Hal itu dikatakan Kepala Dinas Pertanian NTB, Husnul Fauzi Rabu (22/07) siang. Ia mengatakan, pihaknya telah meminta kepada pemerintah Kabupaten Kota untuk melakukan pendataan yang menyeluruh dan intensif terhadap tanaman padi yang mengalami kekeringan berat tersebut.

Dari data itu, akan dipetakan mana tanaman padi yang murni mengalami kekeringan atau melanggar pola tanam. Sehingga pemerintah bisa mengganti tanaman mereka melalui Cadangan Benih Nasional (CBN).

“Total 1.215, 80 hektar yang mengalami kekeringan kemudian yang ringan 780,80 hektar kemudian yang sedang 188 hektar dan yang berat 246 hektar, itu hanya di padi sementara palawija yakni jagung, kedelai, kacang hijau itu nihil. Yang berat itu ada di Moyo Utara 10 hektar, Bima di Pali Belo 155 hektar dan Woha 31 hektar. Potensi gagal panennya cukup tinggi,” kata Husnul Fauzi.

Meski demikian, ia mengaku kondisi kekeringan ini tidak akan berpengaruh terhadap target produksi padi tahun ini sebesar 2 juta ton lebih. Hal itu lantaran banyak masyarakat yang telah melakukan panen pada tanam kedua ini.

Selain itu, tanaman padi yang mengalami kekeringan tahun ini lebih rendah jika dibandingkan tahun lalu yang mencapai 3000 hektar lebih. Oleh sebab itu, untuk mempertahankan dan meningkatkan produktifitas padi, pihaknya akan melakukan perbaikan saluran irigasi, meningkatkan potensi lahan dan membenahi embung-embung potensial untuk pengairan. 

Editor: Dimas Rizky

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending