Bagikan:

Jalur Nagreg Masih Jadi Pilihan Untuk Mudik

Kendaraan padat menuju kawasan Garut dan Tasikmalaya.

BERITA | NUSANTARA

Sabtu, 18 Jul 2015 17:09 WIB

Jalur Lingkar Nagrek. Foto: Antara

Jalur Lingkar Nagrek. Foto: Antara

KBR,Bandung- Jalur Nagreg di Kabupaten Bandung, Jawa Barat, masih menjadi pilihan pemudik untuk dilintasi menuju kawasan Garut dan Tasikmalaya.

Hal itu dibuktikan dengan padatnya kendaraan yang melakukan perjalanan mudik Lebaran tahun ini, sejak dari dalam jalan tol Cileunyi - jalan raya Rancaekek, jalan raya Nagreg sampai dengan jalan Cagak. Ini terlihat sejak dua hari menjelang Lebaran, bahkan sampai sehari usai Lebaran.

Kepala Polisi Kabupaten Bandung, Erwin Kurniawan mengatakan pemudik yang memilih jalur ini dianggap sebagai pemudik yang punya niat dan tekad yang kuat untuk melakukan perjalanan mudik.

"Saya rasa, jalur ini sudah menjadi jalur alternatif, bukan jalur utama. Yang betul-betul niat kemari, ke Garut, mungkin menggunakan jalur ini. Tapi orang yang ingin ke Timur Jawa, sudah barang tentu ingin cepat, pengen segera sampai, ya harusnya ke Tol Cikapali," ujarnya di Posko Pemantauan Mudik, Jalan Cagak, Kabupaten Bandung, Sabtu (18/7/2015).

Jalur Nagreg sebelumnya dinyatakan tidak akan digunakan optimal oleh pemudik. Namun kenyataannya jalur ini terlihat padat sampai dengan hari raya Lebaran kemarin.

Bahkan kemarin, jalur ini tidak hanya dipalai para pemudik tetapi juga oleh penduduk setempat untuk melakukan perjalanan silahturahmi - yang sering disebut sebagai 'mudik lokal'.

Sampai sore tadi, jalur Nagreg masih dipadati antrian kendaraan, mulai dari keluar jalan tol Cileunyi menuju Jalan Raya Rancaekek sampai di kawasan Limbangan Garut. Sementara itu antrian puluhan kilometer kendaraan juga terjadi di dalam tol Cileunyi keluar gerbang tol, menuju ke kawasan Sumedang dan Garut.  

Editor: Citra Dyah Prastuti

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending