KBR,Bondowoso– Sejak ditetapkan naik statusnya menjadi Siaga (Level III) pada 29 Juni lalu, aktivitas vulkanik Gunung Raung di Perbatasan Bondowoso, Jember dan Banyuwangi tak pernah menurun. Bahkan kali ini Gunung Raung mulai menunjukkan perilaku Anomali, yang sebelumnya tidak pernah terjadi.
Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bondowoso, Hendri Widotono mengatakan, saat ini Gunung Raung menunjukkan perilaku diluar kebiasaan (anomali). Hal itu ditandai dengan asap yang disemburkan Gunung Raung berwarna hitam. Sejarah mencatat, hal itu tidak pernah terjadi. Selain itu, tekanan magma yang kuat belakangan ini, mulai memunculkan banyak lubang magma baru.
“Siklus perusakan Gunung Raung itu 450 tahun, sekarang sudah mulai. Sekarang juga sudah diluar kebiasaannya atau anomali, seperti asap yang sepanjang sejarah zaman tidak pernah asapnya warna hitam. Sementara sekarang warna hitam. Tekanan magma juga semakin besar sehingga muncul lubang magma baru,” kata Hendri Widotono kepada KBR, Sabtu (24/7/2015).
Dikatakan Hendri, anomali Gunung Raung ini tidak disadari oleh masyarakat yang berada dekat dengan gunung setinggi 3.332 mdpl tersebut. Hal itu karena masyarakat sudah terbiasa dengan aktivitas Gunung Raung.
“Masyarakat kita sudah terbiasa dengan gunung ini. Jadi kalau respon mereka juga biasa tentu hal yang wajar. Tugas kita untuk menjaga dan terus waspada serta memberi pemahaman kepada mereka jangan sampai menyepelekan bencana,” paparnya.
BPBD Bondowoso telah mempersiapkan dan memperbaharui rencana kontijensi guna meminimalisir dampak bencana yang mungkin terjadi
jika Gunung Raung terus erupsi. Salah satunya memperluas lokasi
pengungsian di 3 Kecamatan Terdampak yakni Tlogosari, Sempol dan
Sumber Wringin.
Editor: Malika