Bagikan:

Dampak Erupsi Raung, Hewan Mulai Turun Gunung

Fenomena turunnya hewan – hewan ini dirasakan warga Dusun Jampit, Kecamatan Sempol yang berjarak sekitar 8 km dari puncak Gunung Raung.

BERITA | NUSANTARA

Minggu, 26 Jul 2015 17:04 WIB

Dampak Erupsi Raung, Hewan Mulai Turun Gunung

Warga melintas di kawasan pemukiman penduduk di Dusun Jampit, Kecamatan Sempol dengan latar belakang Gunung Raung yang sedang menyemburkan asap tebal, Jumat (25/7/2015). Foto: Friska Kalia KBR

KBR, Bondowoso – Sejumlah hewan yang tinggal di hutan sekitar lereng Gunung Raung turun gunung akibat meningkatnya aktivitas gunung selama sebulan terakhir. Hal itu seperti yang dijelaskan warga Dusun Jampit, Kecamatan Sempol yang berjarak sekitar 8 km dari puncak Gunung Raung.

Salah seorang tokoh masyarakat di Jampit, Tasrim mengatakan, banyak kera dan babi yang turun gunung sejak Gunung Raung sering mengeluarkan suara gemuruh disertai lontaran lava pijar. Dikatakan Tasrim, fenomena hewan turun gunung ini mulai mengusik warga karena mayoritas hewan tersebut merusak dan mencari makanan di lahan pertanian milik masyarakat.

“Kalau gunung mau meletus katanya semua hewan akan turun. Disini banyak babi hutan dan kera yang mulai turun. Jumlahnya puluhan dan mereka biasa makan kentang dan wortel yang kami tanam,” kata Tasrim kepada KBR beberapa waktu lalu.

Padahal kata Tasrim, tidak banyak hewan dari hutan di sekitar lereng gunung yang turun untuk mencari makan dengan merusak lahan pertanian milik warga sebelum hal ini. Namun, saat ini jumlahnya cukup banyak sehingga memaksa warga untuk berjaga di lahan pertanian sepanjang malam.

Ia menambahkan, untuk mengusir kera dan babi, warga sekitar kemudian menggunakan meriam tradisional yang terbuat dari kaleng bekas yang diisi dengan bahan spirtus sehingga jika disulut api menimbulkan suara yang nyaring.

Sementara itu, Petugas Komunikasi Lembaga Konservasi Satwa, Animals Indonesia wilayah Jawa Timur, Elizabeth Laksmi mengatakan, fenomena hewan turun gunung saat ada gejolak merupakan hal yang wajar. Menurutnya, sudah menjadi sifat alami binatang mampu mengetahui akan ada bencana yang terjadi. Untuk itulah, mereka turun gunung dan mencari sumber makanan yang jauh dari lokasi bencana.

“Wajar kalau mereka turun, karena insting mereka sangat tajam jika akan terjadi bencana. Dan lokasi yang mereka datangi bisa dipastikan adalah lokasi akan menjadi sumber makanan mereka,” kata Elizabeth Laksmi kepada KBR, Minggu (26/7/2015).

Kata Elizabeth, yang paling dikhawatirkan dari fenomena ini adalah terjadinya konflik antara satwa liar dan warga yang berada di pemukiman. Untuk itu, tim dari Animals Indonesia akan segera berkoordinasi dengan Pemkab Bondowoso, agar bisa segera menentukan langkah yang akan dilakukan untuk meminimalisir konflik yang mungkin terjadi.


Editor : Sasmito Madrim

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending