KBR, Mataram- Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) masih menyebut Nusa Tenggara Barat sebagai pos kedua konsolidiasi jaringan teroris setelah Poso.
Deputi II Bidang Penindakan dan Pembinaan
Kemampuan BNPT, Arief Darmawan mengatakan hal itu berdasar sejumlah pengamatan dan penangkapan sejumlah teroris di sana, seperti di wilayah Bima.
Selain waspada atas gerakan perekrutan dan aksi lapangan, yang perlu diketahui masyarakat adalah gerakan propaganda dianggap sebagai aksi paling berbahaya. Kelompok yang awalnya sebagai paham radikal ini, masuk dengan barbaur dalam kultur masyarakat. Bahkan bentuknya dengan cara menikahi warga setempat, dan ini menurutnya terjadi di Poso dan Bima, NTB.
Terkait langkah antisipasi, banyak hal yang dilakukan pihaknya. Melalui pemberdayaan masyarakat, memberdayakan forum komuniaski di daerah, juga operasi intelijen untuk mendapat bahan keterangan, sehingga bisa diambil tindakan antisipasi. Tapi jika ditemukan ada kelompok teroris, selalu diupayakan pihaknya tidak dilakukan dengan represif.
Kepada aparat di Polda NTB, diingatkan juga tidak lengah dengan hanya
konsentrasi pengamanan Pemilu. Karena justru ketika semua perhatian
fokus pada satu masalah, disitulah kesempatan kelompok ini masuk dan
menggelar konsolidasi, bahkan aksi.
Editor: Dimas Rizky