KBR, Bondowoso– Badan
Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mulai mendata jumlah pengungsi yang
berada di Kawasan Rawan Bencana (KBR) letusan gunung Api Raung di Kabupaten
Bondowoso, Jawa Timur.
Direktur Penanganan
Pengungsi, Kedeputian Bidang Penanganan Darurat BNPB, Taufik Kartiko mengatakan,
berdasarkan pengalaman BNPB, jumlah data pengungsi merupakan hal yang paling
penting untuk divalidasi. Salah satunya untuk mengetahui kebutuhan pengungsi.
“Kami fokus ke manajemen pengungsian utamanya pendataan. Karena dalam pendataan pengungsi kelihatannya sederhana tapi ini yang berdampak luas dan menjadi masalah yang tidak terpecahkan di bencana–bencana lain. Itu efek domino dari pendataan yang tidak valid,” kata Taufik Kartiko saat berbincang dengan KBR, Rabu (29/7/2015).
Dikatakan Taufik, untuk pendataan jumlah pengungsi di Kawasan Rawan Bencana letusan Gunung Raung ini, BNPB menggunakan dua sistem yakni menggunakan teknologi android serta sistem pendataan manual. Untuk pendataan menggunakan aplikasi pada ponsel pintar android, BNPB menjadikan Kabupaten Bondowoso sebagai Kabupaten percontohan.
“Sebenarnya aplikasi android untuk pendataan pengungsi pernah kami gunakan, tapi untuk kali ini sedikit berbeda karena situasinya tepat. Saat ini Gunung Raung sedang Siaga, maka pendataan menggunakan sistem android ini kami uji cobakan di Bondowoso,” paparnya.
Meski hingga kini belum
ada warga di lereng Gunung Raung yang mengungsi, namun BNPB tetap melakukan
pendataan secara spesifik mengingat data
tersebut nantinya akan digunakan untuk menetukan sebanyak apa pasokan logistik serta
jumlah bantuan yang akan didistribusikan kepada para pengungsi.
Editor: Dimas Rizky