Bagikan:

Bandung Kekurangan Dokter

Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung, Ahyani Raksanagara mengatakan, minat para dokter untuk melayani masyarakat yang membutuhkan layanan kesehatan dianggap kurang.

BERITA | NUSANTARA

Jumat, 10 Jul 2015 15:42 WIB

Ilustrasi dokter. Foto: Antara

Ilustrasi dokter. Foto: Antara

KBR, Bandung- Dinas Kesehatan menyatakan Kota Bandung mengalami kekurangan tenaga dokter untuk memberikan pelayanan medis kepada masyarakat. Sejak berjalannya program Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)  tenaga dokter dirasa masih minim di tingkat puskesmas.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung, Ahyani Raksanagara menjelaskan Bandung membutuhkan sekitar 100 orang dokter mengacu jumlah puskesmas yang beroperasi di Bandung saat ini.

"Kami itu secara analisa beban kerja itu, sebetulnya masih kekurangan sampai 120 dokter kalau untuk di 73 puskesmas. Karena minimal satu puskemas itu mesti dua dokter, yang satu harus keluar gedung misalnya ke sekolah, ke posyandu. Yang satunya lagi harus memberikan pelayanan kuratif medisnya. Nah kami membuka lewat PTT dan yang terjadi, kita buka formasi 120 misalnya yang daftarnya itu 30 orang. Jadi agak kurang seksi ya untuk melayani masyarakat," ujarnya di Balai Kota, Jalan Wastukencana, Bandung, Jumat (10/7/2015).

Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung, Ahyani Raksanagara menyesalkan minimnya  minat dokter melayani masyarakat. Berdasarkan survey tak resmi otoritas kesehatan tersebut, diketahui para dokter ini lebih memilih menjadi profesional daripada menjadi abdi negara. 

Ahyani menambahkan minimnya minat dokter juga terlihat dari sedikitnya pendaftar untuk menjadi pegawai tidak tetap (PTT) dokter. Ahyani menyebutkan dokter yang mendaftar sebagai pegawai negeri sipil pada tahun lalu hanya berjumlah 9 sampai 6 orang. Padahal keberadaan dokter sangat dibutuhkan untuk enam puskemas siaga 24 jam. Puskesmas siaga minimal sedikitnya memerlakan empat orang dokter.

Editor: Editor

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending