KBR, Banyuwangi- Otoritas Bandara Blimbingsari Banyuwangi Jawa Timur, memberlakukan sistem buka tutup. Hal itu dilakukan karena abu vulkanik Gunung Raung yang hingga kini masih erupsi, tetap berpotensi mengguyur Banyuwangi.
Kepala Bandara Blimbingsari Banyuwangi Sigit Widodo mengatakan, sistem itu diberlakukan karena kondisi arah angin yang berorientasi membawa debu vulkanis ke arah bandara. Kata Sigit, paparan debu vulkanik itu tentu sangat membahayakan penerbangan.
Namun kata dia, sejak hari Sabtu (18/7/2015) kemarin, Bandara Blimbingsari mulai dibuka kembali. Sebab berdasar perkiraan cuaca dari Bandan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) ruang udara maupun area sekitar bandara untuk sementara terbebas dari paparan abu vulkanik Gunung Raung.
“Sebenarnya bukan masalah buka tutup, kita mengantisipasi masalah keamanan penerbangan .sehingga dalam periode waktu kita dikirimi data dari beberapa sumber dan kita harus melaporkan ke Dirjen Perhubungan Udara. Dari situ kita diintruksikan apakah kita aman untuk penerbangan atau tidak,” kata Sigit Widodo (20/7/2015).
Sebelumnya, Bandara Blimbingsari Banyuwangi ditutup selama sepekan yakni sejak Jumat (10/7/2015) hingga Jumat (17/7/2014) pukul 16.00 WIB. Hal itu, berdasarkan "Notice to Airmen" (Notam) Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan karena abu vulkanik Gunung Raung di Jawa Timur, mengguyur kawasan bandara. Sehingga penerbangan komersial baik maskapai Garuda Indonesia maupun Wings Air tidak beroperasi.
Status Gunung Raung di perbatasan Kabupaten Jember,
Bondowoso, dan Banyuwangi, Jawa Timur, meningkat dari Waspada (level II)
menjadi Siaga (level III). Gunung Raung dinaikkan menjadi Siaga mulai tanggal
29 Juni 2015 pukul 9.00 WIB karena aktivitas kegempaannya mengalami
peningkatan. Dengan meningkatnya status Gunung Raung Ini PVMBG
merekomendasikan tidak ada aktifitas manusia di radius 3 kilometer dari puncak
gunung.
Editor: Dimas Rizky